فَٱرْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٍ مُّبِينٍ
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ
fartaqib yauma ta`tis-samā`u bidukhānim mubīn
Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata,
Then watch for the Day when the sky will bring a visible smoke.
فَٱرْتَقِبْ
فَارۡتَقِبۡ
maka tunggulah
Then watch
يَوْمَ
يَوۡمَ
hari
(for the) Day
تَأْتِى
تَاۡتِى
datang/membawa
(when) will bring
ٱلسَّمَآءُ
السَّمَآءُ
langit
the sky
بِدُخَانٍۢ
بِدُخَانٍ
dengan asap/kabut
smoke
مُّبِينٍۢ
مُّبِيۡنٍۙ
nyata
visible
١٠
١٠
(10)
(10)
Asbabun Nuzul Ayat 10
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Sesungguhnya orang-orang Quraisy ketika membangkang kepada Nabi Muhammad ﷺ maka beliau mendoakan mereka supaya ditimpa paceklik sebagaimana masa paceklik yang menimpa umat Nabi Yusuf. Mereka pun terkena paceklik sehingga mereka makan tulang. Lantas seorang dari mereka memandang ke langit akibat kepayahan. Allah pun menurunkan firman-Nya, “Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas.” Selanjutnya orang itu mendatangi Rasulullah ﷺ kemudian dikatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, mohonlah hujan kepada Allah Mudhar karena mereka telah binasa.” Beliau pun meminta hujan sehingga diturunkan hujan bagi mereka. Setelah itu turunlah ayat tersebut.”