يٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقُولُوا۟ رٰعِنَا وَقُولُوا۟ ٱنظُرْنَا وَٱسْمَعُوا۟ ۗ وَلِلْكٰفِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقُوْلُوْا رَاعِنَا وَقُوْلُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوْا وَلِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
yā ayyuhallażīna āmanụ lā taqụlụ rā'inā wa qụlunẓurnā wasma'ụ wa lil-kāfirīna 'ażābun alīm
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): "Raa'ina", tetapi katakanlah: "Unzhurna", dan "dengarlah". Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih.
O you who have believed, say not [to Allah 's Messenger], "Ra'ina" but say, "Unthurna" and listen. And for the disbelievers is a painful punishment.
يَـٰٓأَيُّهَا
يٰٓاَيُّهَا
wahai
O you
ٱلَّذِينَ
الَّذِيۡنَ
orang-orang yang
who
ءَامَنُوا۟
اٰمَنُوۡا
beriman
believe[d]
لَا
لَا
jangan
(Do) not
تَقُولُوا۟
تَقُوۡلُوۡا
kamu berkata
say
رَٰعِنَا
رَاعِنَا
peliharalah kami
Raina
وَقُولُوا۟
وَ قُوۡلُوا
dan katakanlah
and say
ٱنظُرْنَا
انۡظُرۡنَا
perhatikan kami
Unzurna
وَٱسْمَعُوا۟ ۗ
وَاسۡمَعُوۡا ؕ
dan dengarkanlah
and listen
وَلِلْكَـٰفِرِينَ
وَلِلۡڪٰفِرِيۡنَ
dan bagi orang-orang kafir
And for the disbelievers
عَذَابٌ
عَذَابٌ
siksaan
(is) a punishment
أَلِيمٌۭ
اَلِيۡمٌ
yang pedih
painful
١٠٤
١٠٤
(104)
(104)
Asbabun Nuzul Ayat 104
Ibnu Mundzir meriwayatkan dari as-Suddi, ia berkata, “Ada
dua orang lelaki Yahudi: Malik bin Shaif dan Rifa’ah bin Zaid. Apabila keduanya
bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ,
keduanya mengatakan ketika berbicara kepada beliau, “Ra'ina Sam’aka Wasma’
Ghaira Musma’in” (perhatikanlah kami dan dengarkanlah) sehingga kaum Muslimin
mengira bahwa kata-kata itu adalah sesuatu yang digunakan Ahli Kitab untuk
mengagungkan para nabi mereka. Lantas mereka mengucapkan kata-kata itu
kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Allah pun menurunkan firman-Nya, “Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah kamu katakan raina, tetapi katakanlah Unzhurna,”
dan dengarkanlah.”
Abu Nu’aim meriwayatkan dalam ad-Dalail dari jalur as-Suddi ash-Shaghir dari al-Kalbi dari Abu
Sahalih dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Ra’ina dalam bahasa Yahudi yang berarti
ejekan buruk. Ketika orang-orang Yahudi mendengar para sahabat beliau
mengatakan ucapan itu, mereka pun mengucapkannya terang-terangan kepada
beliau. Mereka mengucapkan kata-kata itu sambil tertawa di antara mereka,
lantas turunlah ayat tersebut. Sa’ad bin Mu’adz pernah mendengar kata-kata itu
dari mereka lalu ia berkata kepada orang-orang Yahudi, “Wahai musuh-musuh
Allah, andai setelah ini masih kudengar kata-kata itu dari salah satu di antara
kalian, pasti aku akan memenggal lehernya!”
Ibnu Jarir meriwayatkan dari adh-Dhahhak, ia berkata,
“Seorang lelaki berkata, “Ar’ini Sam’aka” (perhatikanlah) maka turunlah ayat
tersebut.”
Diriwayatkan dari Athiyyah, ia berkata, “Dulu sekelompok orang
Yahudi mengatakan “Ari’na Sam’aka”
hingga sekelompok orang muslim mengatakannya. Allah tidak menyukai ucapan
mereka maka turunlah ayat tersebut.”
Diriwayatkan dari Qatadah, ia berkata, “Kata-kata itu adalah
bahasa orang-orang Anshar pada masa jahiliyah. Selanjutnya turunlah ayat itu.”
Diriwayatkan dari Atha’, ia berkata, “Sesungguhnya
orang-orang Arab apabila salah seorang
dari mereka berkata maka seorang dari mereka berkata, “Ar’ini Sam’aka”
selanjutnya mereka dilarang mengucapkannya.”