يٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ هَمَّ قَوْمٌ أَن يَبْسُطُوٓا۟ إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنكُمْ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ هَمَّ قَوْمٌ اَنْ يَّبْسُطُوْٓا اِلَيْكُمْ اَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ اَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗوَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ ࣖ
yā ayyuhallażīna āmanużkurụ ni'matallāhi 'alaikum iż hamma qaumun ay yabsuṭū ilaikum aidiyahum fa kaffa aidiyahum 'angkum, wattaqullāh, wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.
O you who have believed, remember the favor of Allah upon you when a people determined to extend their hands [in aggression] against you, but He withheld their hands from you; and fear Allah. And upon Allah let the believers rely.
يَـٰٓأَيُّهَا
يٰۤـاَيُّهَا
wahai
O you
ٱلَّذِينَ
الَّذِيۡنَ
orang-orang yang
who
ءَامَنُوا۟
اٰمَنُوا
beriman
believe
ٱذْكُرُوا۟
اذۡكُرُوۡا
ingatlah
Remember
نِعْمَتَ
نِعۡمَتَ
nikmat
(the) Favor
ٱللَّهِ
اللّٰهِ
Allah
(of) Allah
عَلَيْكُمْ
عَلَيۡكُمۡ
atas kalian
upon you
إِذْ
اِذۡ
ketika
when
هَمَّ
هَمَّ
berkehendak
determined
قَوْمٌ
قَوۡمٌ
kaum
a people
أَن
اَنۡ
untuk
that
يَبْسُطُوٓا۟
يَّبۡسُطُوۡۤا
memanjangkan/meluaskan
they stretch
إِلَيْكُمْ
اِلَيۡكُمۡ
kepadamu
towards you
أَيْدِيَهُمْ
اَيۡدِيَهُمۡ
tangan-tangan mereka
their hands
فَكَفَّ
فَكَفَّ
maka Dia menahan
but He restrained
أَيْدِيَهُمْ
اَيۡدِيَهُمۡ
tangan-tangan mereka
their hands
عَنكُمْ ۖ
عَنۡكُمۡۚ
dari kalian
from you
وَٱتَّقُوا۟
وَاتَّقُوا
dan bertakwalah
And fear
ٱللَّهَ ۚ
اللّٰهَ ؕ
Allah
Allah
وَعَلَى
وَعَلَى
dan atas/kepada
And upon
ٱللَّهِ
اللّٰهِ
Allah
Allah
فَلْيَتَوَكَّلِ
فَلۡيَتَوَكَّلِ
hendaklah bertawakkal
so let put the trust
ٱلْمُؤْمِنُونَ
الۡمُؤۡمِنُوۡنَ
orang-orang mukmin
the believers
١١
١١
(11)
(11)
Asbabun Nuzul Ayat 11
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah dan Yazid bin Abi Ziyad, dan redaksi ini miliknya bahwa Rasulullah ﷺ keluar bersama Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, dan Abdurrahman bin Auf hingga mereka masuk menemui Ka'ab bin Asyraf dan orang-orang Yahudi Bani an-Nadhir untuk meminta bantuan mereka mengenai pembayaran diyat yang harus beliau bayar. Orang-orang Yahudi berkata, "Ya. Duduklah sampai kami menjamumu dan memberimu apa yang engkau minta kepada kami." "Kalian tidak pernah melihat dia sedekat sekarang ini. Timpakanlah batu kepadanya lalu bunuhlah sehingga kalian tidak akan melihat lagi keburukan untuk selama-lamanya."
Lantas mereka membawa batu gilingan yang besar untuk ditimpakan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Allah menahan tangan-tangan mereka hingga Jibril mendatanginya dan menyuruh beliau meninggalkan tempat itu. Allah pun menurunkan firman-Nya, Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah nikmat Allah (yang diberikan) kepadamu ketika suatu kaum bermaksud hendak menyerangmu dengan tangannya."
Ibnu Jarir meriwayatkan hadis serupa dari Abdullah bin Abi Bakar, Ashim bin Umair bin Qatadah, Mujahid, Abdullah bin Katsir, dan Abu Malik.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah, ia berkata, "Kami mendapatkan kabar bahwa ayat ini diturunkan kepada Rasulullah ﷺ saat beliau berada di tengah-tengah kebun kurma dalam perang ketujuh. Saat itu Bani Tsa'labah dan Bani Muharib ingin membunuh Nabi Muhammad ﷺ. Lantas mereka mengutus seorang Arab badui. Ia mendatangi beliau yang sedang tidur di sebuah rumah lalu mengambil senjatanya dan bertanya, "Siapakah yang akan menghalangi antara aku denganmu?" Beliau menjawab, "Allah!" Orang Arab badui itu pun menyarungkan kembali pedangnya dan beliau tidak menghukumnya."
Abu Nu'aim meriwayatkan dalam Dalail an-Nubuwwah dari jalur al-Hasan dari Jabir bin Abdillah bahwa seorang lelaki dari suku Muharib bernama Gaurats bin Harits berkata kepada kaumnya, "Aku akan membunuh Muhammad untuk kalian." Lantas ia mendatangi Rasulullah ﷺ yang sedang duduk dengan pedangnya di pangkuannya lalu berkata, "Wahai Muhammad, perlihatkanlah pedang ini kepadaku!" Beliau menjawab, "Ya." Lantas ia mengambil pedang itu dan menghunusnya serta mengayunkannya hendak membunuh beliau, tetapi Allah menahannya. Orang itu bertanya, "Tidak!" Orang itu bertanya lagi, "Tidakkah engkau takut kepadaku padahal pedang ada di tanganmu?" Beliau menjawab, "Tidak! Allah-lah yang menghalangiku darimu." Selanjutnya orang itu menyarungkan kembali pedangnya dan mengembalikannya kepada Rasulullah. Setelah itu Allah menurunkan ayat tersebut."