مَآ أَنتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ
مَآ اَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُوْنٍ
mā anta bini'mati rabbika bimajnụn
berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.
You are not, [O Muhammad], by the favor of your Lord, a madman.
مَآ
مَاۤ
tidakkah
Not
أَنتَ
اَنۡتَ
kamu
you (are)
بِنِعْمَةِ
بِـنِعۡمَةِ
dengan ni'mat
by (the) Grace
رَبِّكَ
رَبِّكَ
Tuhanmu
(of) your Lord
بِمَجْنُونٍۢ
بِمَجۡنُوۡنٍۚ
orang gila
a madman
٢
٢
(2)
(2)
Asbabun Nuzul Ayat 2
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Juraij, ia berkata, “Mereka mengatakan bahwa Nabi ﷺ adalah orang
gila serta menyebut beliau setan sehingga turunlah ayat, “Dengan karunia
Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah orang gila.”