كَيْفَ يَهْدِى ٱللَّهُ قَوْمًا كَفَرُوا۟ بَعْدَ إِيمٰنِهِمْ وَشَهِدُوٓا۟ أَنَّ ٱلرَّسُولَ حَقٌّ وَجَآءَهُمُ ٱلْبَيِّنٰتُ ۚ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظّٰلِمِينَ
كَيْفَ يَهْدِى اللّٰهُ قَوْمًا كَفَرُوْا بَعْدَ اِيْمَانِهِمْ وَشَهِدُوْٓا اَنَّ الرَّسُوْلَ حَقٌّ وَّجَاۤءَهُمُ الْبَيِّنٰتُ ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ
kaifa yahdillāhu qaumang kafarụ ba'da īmānihim wa syahidū annar-rasụla ḥaqquw wa jā`ahumul-bayyināt, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn
Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim.
How shall Allah guide a people who disbelieved after their belief and had witnessed that the Messenger is true and clear signs had come to them? And Allah does not guide the wrongdoing people.
كَيْفَ
كَيۡفَ
bagaimana
How
يَهْدِى
يَهۡدِى
memberi petunjuk
(shall) guide
ٱللَّهُ
اللّٰهُ
Allah
Allah
قَوْمًۭا
قَوۡمًا
kaum
a people
كَفَرُوا۟
كَفَرُوۡا
kafir/ingkar
(who) disbelieved
بَعْدَ
بَعۡدَ
sesudah
after
إِيمَـٰنِهِمْ
اِيۡمَانِهِمۡ
iman mereka
their belief
وَشَهِدُوٓا۟
وَشَهِدُوۡۤا
dan mereka mengakui
and (had) witnessed
أَنَّ
اَنَّ
bahwasanya
that
ٱلرَّسُولَ
الرَّسُوۡلَ
Rasul
the Messenger
حَقٌّۭ
حَقٌّ
adalah benar
(is) true
وَجَآءَهُمُ
وَّجَآءَهُمُ
dan telah datang kepada mereka
and came to them
ٱلْبَيِّنَـٰتُ ۚ
الۡبَيِّنٰتُؕ
keterangan-keterangan
the clear proofs
وَٱللَّهُ
وَاللّٰهُ
dan Allah
And Allah
لَا
لَا
tidak
(does) not
يَهْدِى
يَهۡدِى
memberi petunjuk
guide
ٱلْقَوْمَ
الۡقَوۡمَ
(kepada) kaum
the people
ٱلظَّـٰلِمِينَ
الظّٰلِمِيۡنَ
orang-orang yang dzalim
[the] wrongdoers
٨٦
٨٦
(86)
(86)
Asbabun Nuzul Ayat 86
An-Nasa’i, Ibnu Hibban, dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, Ia berkata, “Ada seorang lelaki Anshar masuk Islam lalu ia murtad.
Setelah itu ia menyesal dan mengirimkan utusan kepada kaumnya, “Kirimkan utusan
kepada Rasulullah, Apakah ia menerima tobatku?” Lantas turunlah, “Bagaimana
Allah akan memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kafir setelah mereka
beriman, serta mengakui bahwa Rasul (Muhammad) itu benar-benar (rasul), dan
bukti-bukti yang jelas telah sampai kepada mereka? Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang zalim. (86) Mereka itu, balasannya ialah ditimpa laknat Allah, para
malaikat dan manusia seluruhnya, (87) mereka kekal didalamnya, tidak akan
diringankan azabnya, dan mereka tidak diberi penangguhan, (88) kecuali
orang-orang yang telah bertobat setelah itu, dan melakukan perbaikan, maka
sungguh, Allah Maha pengampun, Maha penyanyang.” (89). Setelah itu kaumnya
mengirimkan utusan kepada beliau ia pun kembali masuk Islam.
Musaddad meriwayatkan dalam Musnadnya dan Abdurrazzaq dari
Mujahid. Ia berkata, “Al-Harits Suwaid datang lalu masuk Islam bersama Nabi ﷺ lalu, ia kembali kafir. Lantas
ia pulang ke kaumnya. Allah pun menurunkan (ayat) Al- Qur’an tentangnya,
“Bagaimana Allah akan memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kafir setelah
mereka beriman, serta mengakui bahwa Rasul (Muhammad) itu benar-benar (rasul),
dan bukti-bukti yang jelas telah sampai kepada mereka? Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (86) Mereka itu, balasannya ialah
ditimpa laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya, (87) mereka kekal
didalamnya, tidak kan diringankan azabnya, dan mereka tidak diberi penangguhan,
(88) kecuali orang-orang yang bertobat setelah itu, dan melakukan perbaikan,
maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyanyang.” (89). Selanjutnya
seseorang dari kaumnya membawa ayat itu
kepadanya (Al-Harits Suwaid) lalu ia membacakan ayat itu kepadanya. Al-Harits
berkata, “Sesungguhnya engkau ini, demi Allah, menurutku adalah orang yang
jujur, dan sesungguhnya Rasulullah ﷺ
lebih jujur darimu, serta sesungguhnya Allah paling jujur diantara yang tiga.”
Ia pun pulang, Masuk Islam, dan keislamannya baik.