لَّيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَآ أَمَانِىِّ أَهْلِ ٱلْكِتٰبِ ۗ مَن يَعْمَلْ سُوٓءًا يُجْزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدْ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
لَيْسَ بِاَمَانِيِّكُمْ وَلَآ اَمَانِيِّ اَهْلِ الْكِتٰبِ ۗ مَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا يُّجْزَ بِهٖۙ وَلَا يَجِدْ لَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًا
laisa bi`amāniyyikum wa lā amāniyyi ahlil-kitāb, may ya'mal sū`ay yujza bihī wa lā yajid lahụ min dụnillāhi waliyyaw wa lā naṣīrā
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
Paradise is not [obtained] by your wishful thinking nor by that of the People of the Scripture. Whoever does a wrong will be recompensed for it, and he will not find besides Allah a protector or a helper.
لَّيْسَ
لَـيۡسَ
tidak/bukan
Not
بِأَمَانِيِّكُمْ
بِاَمَانِيِّكُمۡ
dengan angan-anganmu yang kosong
by your desire
وَلَآ
وَلَاۤ
dan tidak
and not
أَمَانِىِّ
اَمَانِىِّ
angan-angan kosong
(by the) desire
أَهْلِ
اَهۡلِ
ahli
(of the) People
ٱلْكِتَـٰبِ ۗ
الۡـكِتٰبِؕ
kitab
(of) the Book
مَن
مَنۡ
barang siapa
Whoever
يَعْمَلْ
يَّعۡمَلۡ
mengerjakan
does
سُوٓءًۭا
سُوۡٓءًا
kejahatan
evil
يُجْزَ
يُّجۡزَ
akan diberi balasan
will be recompensed
بِهِۦ
بِهٖۙ
dengannya (kejahatan itu)
for it
وَلَا
وَ لَا
dan tidak
and not
يَجِدْ
يَجِدۡ
dia mendapat
he will find
لَهُۥ
لَهٗ
baginya
for him
مِن
مِنۡ
dari
from
دُونِ
دُوۡنِ
selain
besides
ٱللَّهِ
اللّٰهِ
Allah
Allah
وَلِيًّۭا
وَلِيًّا
pelindung
any protector
وَلَا
وَّلَا
dan tidak
and not
نَصِيرًۭا
نَصِيۡرًا
penolong
any helper
١٢٣
١٢٣
(123)
(123)
Asbabun Nuzul Ayat 123
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata, "Orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata, "Tidak ada yang akan masuk surga selain kita." Orang-orang Quraisy berkata, "Sesungguhnya kita tidak akan dibangkitkan." Lantas Allah pun menurunkan ayat, "(Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab."
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Masruq, ia berkata, "Orang-orang Nasrani dan Islam saling berbangga-bangga. Orang-orang Nasrani berkata, Kami lebih utama dari kalian. Orang-orang muslim berkata, "Kami lebih utama dari kalian." Allah pun menurunkan firman-Nya, "(Pahala dari Allah)bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab."
Ia juga meriwayatkan hadis serupa dari Qatadah, adh-Dahhak, as-suddi, dan Abu Shalih. Redaksi mereka, "Para pemeluk agama-agama saling berbangga-bangga." Dalam redaksi lain disebutkan, "Sekelompok orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Muslim sedang duduk-duduk. Lantas orang-orang Yahudi berkata, "Kami lebih utama." Orang-orang Nasrani berkata, "Kami lebih utama." Selanjutnya turunlah ayat, "(Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab."
Ia juga meriwayatkan dari Masruq, ia berkata, "Ketika turun ayat, "(Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab." Ahli Kitab berkata, "Kami dan kalian adalah sama." Dengan demikian turunlah ayat, "Dan barangsiapa yang mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman." (QS. An-Nisa: 124).