وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هٰذَا ٱلْفَتْحُ إِن كُنتُمْ صٰدِقِينَ
وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْفَتْحُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
wa yaqụlụna matā hāżal-fat-ḥu ing kuntum ṣādiqīn
Dan mereka bertanya: "Bilakah kemenangan itu (datang) jika kamu memang orang-orang yang benar?"
And they say, "When will be this conquest, if you should be truthful?"
وَيَقُولُونَ
وَيَقُوۡلُوۡنَ
maka mereka berkata
And they say
مَتَىٰ
مَتٰى
kapan
When (will be)
هَـٰذَا
هٰذَا
ini
this
ٱلْفَتْحُ
الۡفَتۡحُ
kemenangan
decision
إِن
اِنۡ
jika
if
كُنتُمْ
كُنۡتُمۡ
kalian adalah
you are
صَـٰدِقِينَ
صٰدِقِيۡنَ
orang-orang yang benar
truthful
٢٨
٢٨
(28)
(28)
Asbabun Nuzul Ayat 28
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah bahwa para sahabat berkata, “Suatu
hari nanti kita akan istirahat dan merasakan kenikmatan." Orang-orang musyrikin berkata, "Dan mereka bertanya, “Kapankah kemenangan itu (datang) jika engkau orang yang benar?" Lantas
turunlah ayat tersebut.”