قَدْ فَرَضَ ٱللَّهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ أَيْمٰنِكُمْ ۚ وَٱللَّهُ مَوْلَىٰكُمْ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ
قَدْ فَرَضَ اللّٰهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ اَيْمَانِكُمْۚ وَاللّٰهُ مَوْلٰىكُمْۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
qad faraḍallāhu lakum taḥillata aimānikum, wallāhu maulākum, wa huwal-'alīmul-ḥakīm
Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Allah has already ordained for you [Muslims] the dissolution of your oaths. And Allah is your protector, and He is the Knowing, the Wise.
قَدْ
قَدۡ
sesungguhnya
Indeed
فَرَضَ
فَرَضَ
mewajibkan
has ordained
ٱللَّهُ
اللّٰهُ
Allah
Allah
لَكُمْ
لَـكُمۡ
bagi kalian
for you
تَحِلَّةَ
تَحِلَّةَ
pembebasan
(the) dissolution
أَيْمَـٰنِكُمْ ۚ
اَيۡمَانِكُمۡؕ
sumpah-sumpahmu
(of) your oaths
وَٱللَّهُ
وَاللّٰهُ
dan Allah
And Allah
مَوْلَىٰكُمْ ۖ
مَوۡلٰٮكُمۡۚ
pelindungmu
(is) your Protector
وَهُوَ
وَهُوَ
dan Dia
and He
ٱلْعَلِيمُ
الۡعَلِيۡمُ
Maha Mengetahui
(is) the All-Knower
ٱلْحَكِيمُ
الۡحَكِيۡمُ
Maha Bijaksana
the All-Wise
٢
٢
(2)
(2)
Asbabun Nuzul Ayat 2
Adh-Dhiya’ dalam al-Mukhtarah meriwayatkan dari hadis Ibnu Umar dari Umar,
ia berkata, “Rasulullah ﷺ berkata Hafshah, “Janganlah engkau beritahu siapa pun
bahwa Ummu Ibrahim haram bagiku. Dengan demikian, beliau tidak mendekatinya
hingga Aisyah memberitahunya.” Allah pun menurunkan firman-Nya, “Sungguh, Allah
telah mewajibkan kepadamu membebaskan diri dari sumpahmu.”
Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad lemah dari hadis Abu Hurairah, ia
berkata, “Rasulullah ﷺ bersama Mariyah, selirnya, masuk ke rumah Hafshah. Hafshah
datang dan menemukan beliau bersama Mariyah lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah,
kenapa di rumahku bukan di rumah-rumah istrimu yang lainnya.” Beliau bersabda,
“Sesungguhnya ia (Mariyah) haram bagiku untuk menyentuhnya, wahai Hafshah.
Sembunyikanlah rahasia ini atas namaku.” Hafshah keluar hingga bertemu Aisyah
dan memberitahukannya. Lantas Allah pun menurunkan firman-Nya, “Wahai Nabi! Mengapa
engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu?”
Al-Bazzar meriwayatkan dengan sanad sahih dari Ibnu Abbas, ia berkata,
“Ayat berikut, “Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan
Allah bagimu?” turun mengenai selir beliau.”
Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad sahih dari Ibnu Abbas, ia berkata,
“Rasulullah ﷺ minum madu di tempat Saudah. Lantas beliau menemui Aisyah. Aisyah
berkata, “Sesungguhnya aku mencium bau darimu.” Setelah itu beliau masuk
menemui Hafshah. Ia pun berkata seperti itu. Beliau bersabda, “Aku kira ini
karena minuman yang aku minum di tempat Saudah. Demi Allah, aku tidak akan
meminumnya lagi.” Lantas turunlah ayat, “Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan
apa yang dihalalkan Allah bagimu?” Hadis ini memiliki hadis penguat dalam
ash-Shahihain. Al-Hafizh ibnu Hajar berkata, “Ada kemungkinan ayat ini turun
berkenaan dengan dua sebab secara bersamaan.”
Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari Abdullah bin Rafi’, ia berkata, “Aku bertanya
kepada Ummu Salamah mengenai ayat berikut, “Wahai Nabi! Mengapa engkau
mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu/” IA menjawab, “Aku mempunyai
satu wadah berisi madu putih. Nabi ﷺ suka mencicipinya dan beliau menyukainya.
Lantas Aisyah berkata kepada beliau, “Lebah madu ini menghisap “Arfuth
(buah-buahan busuk).” Beliau pun mengharamkannya sehingga turunlah ayat
tersebut.”
Al-Harits bin Usamah dam Musnadnya meriwayatkan dari Aisyah, ia berkata,
“ketika Abu Bakar bersumpah untuk tidak akan memberi nafkah kepada Misthah,
Allah pun menurunkan firman-Nya, “Sungguh, Allah telah mewajibkan kepadamu
membebaskan diri dari sumpahmu.” Ia pun memberikan nafkah kepadanya. Hadis ini
gharib (asing) sekali mengenai sebab turunnya ayat ini.”
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Ayat ini, “Wahai
Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu?” turun
mengenai seorang wanita yang mempersembahkan dirinya untuk Nabi ﷺ” ini juga
aneh (gharib) sekali dan sanadnya lemah.