قُلْ يٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
qul yā 'ibādiyallażīna asrafụ 'alā anfusihim lā taqnaṭụ mir raḥmatillāh, innallāha yagfiruż-żunụba jamī'ā, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Say, "O My servants who have transgressed against themselves [by sinning], do not despair of the mercy of Allah. Indeed, Allah forgives all sins. Indeed, it is He who is the Forgiving, the Merciful."
۞ قُلْ
۞ قُلۡ
katakanlah
Say
يَـٰعِبَادِىَ
يٰعِبَادِىَ
hai hamba-Ku
O My slaves
ٱلَّذِينَ
الَّذِيۡنَ
orang-orang yang
Those who
أَسْرَفُوا۟
اَسۡرَفُوۡا
(mereka) melampaui batas
have transgressed
عَلَىٰٓ
عَلٰٓى
atas
against
أَنفُسِهِمْ
اَنۡفُسِهِمۡ
diri mereka sendiri
themselves
لَا
لَا
tidak
(do) not
تَقْنَطُوا۟
تَقۡنَطُوۡا
kamu berputus asa
despair
مِن
مِنۡ
dari
of
رَّحْمَةِ
رَّحۡمَةِ
rahmat
(the) Mercy
ٱللَّهِ ۚ
اللّٰهِ ؕ
Allah
(of) Allah
إِنَّ
اِنَّ
sesungguhnya
Indeed
ٱللَّهَ
اللّٰهَ
Allah
Allah
يَغْفِرُ
يَغۡفِرُ
Dia mengampuni
forgives
ٱلذُّنُوبَ
الذُّنُوۡبَ
dosa-dosa
the sins
جَمِيعًا ۚ
جَمِيۡعًا ؕ
semuanya
all
إِنَّهُۥ
اِنَّهٗ
sesungguhnya Dia
Indeed He
هُوَ
هُوَ
Dia
He
ٱلْغَفُورُ
الۡغَفُوۡرُ
Maha Pengampun
(is) the Oft-Forgiving
ٱلرَّحِيمُ
الرَّحِيۡمُ
Maha Penyayang
the Most Merciful
٥٣
٥٣
(53)
(53)
Asbabun Nuzul Ayat 53
Hadis asy-Syaikhani sudah dikemukakan dalam surah al-Furqan.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanad sahih dari Ibnu Abbas, ia berkata,
“Ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan orang-orang musyrik penduduk Mekah.
Al-Hakim dan ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata, “Dulu
kita mengatakan kepada orang yang murtad bahwa tidak ada tobat baginya setelah
meninggalkan agamanya setelah memeluk agama Islam dan mengetahui tentangnya.
Saat Rasulullah ﷺ datang ke Madinah maka Allah pun menurunkan ayat tersebut
mengenai mereka. “Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas.”
Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad mengandung kelemahan dari Ibnu
Abbas, ia berkata, “Rasulullah ﷺ mengutus seseorang kepada Washyi sang pembunuh
Hamzah untuk menyerunya kepada Islam. Lantas Wahsyi mengutus seseorang untuk
bertanya kepada beliau, “Bagaimana mungkin engkau menyeruku (kepada Islam)
padahal engkau mengklaim bahwa orang yang membunuh atau berzina atau musyrik
maka akan mendapatkan dosa dan dilipat gandakan siksanya pada hari kiamat serta
abadi di dalamnya dalam keadaan hina. Sedangkan aku sendiri telah melakukan
itu, apakah ada keringanan untukku?” Allah pun menurunkan firman-Nya, “Kecuali
orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan kebajikan.” (QS.Maryam: 60).
Barangkali aku tidak mampu melakukan hal itu.” Allah pun menurunkan firman-Nya,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya
(syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu Bagi siapa
yang Dia kehendaki.” Wahsyi berkata, “Aku lihat setelah itu ada kehendak-Nya
sehingga aku tidak tahu apakah aku diampuni atau tidak? Apakah ada selain itu?”
Allah pun menurunkan firman-Nya, “Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui
batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah, kamu berputus asa dari rahmat
Allah.” Wasyi pun berkata, “Kalau begini, ya.” Lantas ia pun masuk Islam.”