وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ ۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ ٱللَّهُ ۖ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلْمٰكِرِينَ
وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ
wa iż yamkuru bikallażīna kafarụ liyuṡbitụka au yaqtulụka au yukhrijụk, wa yamkurụna wa yamkurullāh, wallāhu khairul-mākirīn
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
And [remember, O Muhammad], when those who disbelieved plotted against you to restrain you or kill you or evict you [from Makkah]. But they plan, and Allah plans. And Allah is the best of planners.
وَإِذْ
وَاِذۡ
dan ketika
And when
يَمْكُرُ
يَمۡكُرُ
merencanakan tipu daya
plotted
بِكَ
بِكَ
terhadap kamu
against you
ٱلَّذِينَ
الَّذِيۡنَ
orang-orang yang
those who
كَفَرُوا۟
كَفَرُوۡا
kafir/ingkar
disbelieved
لِيُثْبِتُوكَ
لِيُثۡبِتُوۡكَ
untuk mereka menahanmu
that they restrain you
أَوْ
اَوۡ
atau
or
يَقْتُلُوكَ
يَقۡتُلُوۡكَ
mereka membunuhmu
kill you
أَوْ
اَوۡ
atau
or
يُخْرِجُوكَ ۚ
يُخۡرِجُوۡكَؕ
mereka mengusirmu
drive you out
وَيَمْكُرُونَ
وَيَمۡكُرُوۡنَ
dan mereka membuat tipu daya
And they were planning
وَيَمْكُرُ
وَيَمۡكُرُ
dan membuat tipu daya
and (also) was planning
ٱللَّهُ ۖ
اللّٰهُؕ
Allah
Allah
وَٱللَّهُ
وَاللّٰهُ
dan Allah
And Allah
خَيْرُ
خَيۡرُ
sebaik-baik
is (the) Best
ٱلْمَـٰكِرِينَ
الۡمٰكِرِيۡنَ
pengatur tipu daya
(of) the Planners
٣٠
٣٠
(30)
(30)
Asbabun Nuzul Ayat 30
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa sekelompok orang-orang Quraisy dan para pembesar setiap kabilah berkumpul untuk memasuki Daran-Nadwah. Iblis menghadang mereka dalam bentuk orang tua yang terhormat. Saat mereka melihatnya, mereka bertanya, "Siapa engkau" Iblis menjawab, "Aku syaikh dari penduduk Nejed. Aku sudah mendengar apa yang mendorong kalian untuk berkumpul sehingga aku pun ingin turut hadir. Kalian tidak akan merasa rugi jika mendengar pandangan dan nasihatku." Mereka berkata, "Tentu saja. Silakan masuk." Iblis pun masuk bersama mereka. Selanjutnya iblis berkata, "Pikirkanlah urusan orang ini."
Seseorang berkata, "Belenggulah ia dan biarkan sampai kematian menjemput lalu binasa seperti binasanya para penyair sebelumnya- Zuhair dan an-Nabighah - karena ia seperti mereka." Musuh Allah, syaikh dari Nejed pun berkata, "Tidak. Ini bukan pendapat yang tepat. Demi Allah, ia pasti akan mengirim seseorang dari tempat penahannya untuk memberitahu para sahabatnya sehingga mereka akan menyelamatkan, melarikan, lalu menyembunyikannya. Dengan begitu, aku khawatir mereka akan mengeluarkan kalian dari negeri ini. Coba pikirkan cara lain."
Seseorang berkata, "Usirlah ia hingga kalian bisa hidup tenang. Jika telah diusir, ia tidak akan melakukan apa pun yang dapat membahayakan kalian." Syaikh dari Nejed berujar, "Tidak. Ini bukan pendapat yang tepat. Tidakkah kalian memperhatikan manis tutur katanya, kelancaran lisannya, dan (kepandaiannya) dalam menarik hati dengan mendengarkan perkataannya. Demi Allah, jika kalian melakukannya lalu kalian membujuk orang-orang Arab pasti mereka akan berkumpul kepadanya. Setelah itu mereka pasti akan menyerang kalian hingga mengusir kalian dari negeri kalian dan membunuh para tokoh kalian." Mereka berkata, "Benar. Pikirkanlah cara lain!"
Abu Jahal berkata, "Demi Allah, aku menemukan cara yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kalian." Orang-orang Quraisy bertanya, "Apakah saranmu?" Abu Jahal menjawab, "Pilihlah pemuda pemberani dari setiap kabilah, lalu berilah pedang tajam. Perintahkan mereka untuk menikamnya bersama-sama. Jika mereka telah berhasil membunuhnya, maka darah akan berceceran di seluruh kabilah. Menurutku Bani Hasyim tidak akan mampu memerangi satu kabilah Quraisy sekaligus. Dengan begitu mereka akan menerima tebusan. Kita pun dapat beristirahat dengan tenang tanpa gangguan lagi darinya." Syaikh dari Nejed berkata, "Demi Allah, itu ide brilian. Aku setuju dengan saran pemuda ini. Hanya pendapatnya, bukan pendapat lain."
lantas mereka bubar setelah sepakat untuk melaksanakan ide tersebut. Sementara itu Jibril mendatangi Nabi ﷺ lalu memerintahkannya agar tidak tidur di tempat tidur yang biasa. Ia juga memberitahu beliau mengenai makar kaumnya. Pada malam itu Rasulullah ﷺ tidak tidur di tempat tidur yang biasa ditempati. Ketika itulah Allah memberikan izin kepada beliau untuk keluar (dari Mekah) dan menurunkan ayat setelah kedatangannya ke Madinah. Allah mengingatkan beliau terhadap nikmat-Nya kepadanya, "Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad)."
Ibnu Jarir meriwaytkan dari jalur Ubaid bin Umair dari al-Muththalib bin Abi Wada'ah bahwa Abu Thalib berkata kepada Nabi ﷺ, "Apa yang dimusyawarahkan kaummu?" Beliau menjawab, "Tuhanku." Abu Thalib berujar, "Ya, Tuhan adalah Tuhanmu. Jagalah Dia dengan baik! Beliau bertanya, "Apakah aku harus menjaga-Nya dengan baik? Justru Dia yang akan menjagaku." Lantas turunlah ayat, "Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad)."
Ibnu Katsir berkata, "Penyebutan nama Abu Thalib dalam hadis tersebut sesuatu yang aneh, bahkan mungkar. Sebab, kisah tersebut terjadi pada malam hijrah dan itu berlangsung tiga tahun setelah kematian Abu Thalib."