icon play ayat

وَإِذَا طَلَّقْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا تَعْضُلُوهُنَّ أَن يَنكِحْنَ أَزْوٰجَهُنَّ إِذَا تَرٰضَوْا۟ بَيْنَهُم بِٱلْمَعْرُوفِ ۗ ذٰلِكَ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ مِنكُمْ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۗ ذٰلِكُمْ أَزْكَىٰ لَكُمْ وَأَطْهَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

وَاِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاۤءَ فَبَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ اَنْ يَّنْكِحْنَ اَزْوَاجَهُنَّ اِذَا تَرَاضَوْا بَيْنَهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ ۗ ذٰلِكَ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ مِنْكُمْ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ۗ ذٰلِكُمْ اَزْكٰى لَكُمْ وَاَطْهَرُ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

wa iżā ṭallaqtumun-nisā`a fa balagna ajalahunna fa lā ta'ḍulụhunna ay yangkiḥna azwājahunna iżā tarāḍau bainahum bil-ma'rụf, żālika yụ'aẓu bihī mang kāna mingkum yu`minu billāhi wal-yaumil-ākhir, żālikum azkā lakum wa aṭ-har, wallāhu ya'lamu wa antum lā ta'lamụn
Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
And when you divorce women and they have fulfilled their term, do not prevent them from remarrying their [former] husbands if they agree among themselves on an acceptable basis. That is instructed to whoever of you believes in Allah and the Last Day. That is better for you and purer, and Allah knows and you know not.
icon play ayat

وَإِذَا

وَاِذَا

dan apabila

And when

طَلَّقْتُمُ

طَلَّقۡتُمُ

kamu mentalak

you divorce

ٱلنِّسَآءَ

النِّسَآءَ

isteri-isteri

[the] women

فَبَلَغْنَ

فَبَلَغۡنَ

maka/lalu dia sampai

and they reached

أَجَلَهُنَّ

اَجَلَهُنَّ

masa (iddah) mereka

their (waiting) term

فَلَا

فَلَا

maka jangan

then (do) not

تَعْضُلُوهُنَّ

تَعۡضُلُوۡهُنَّ

kamu menghalangi mereka

hinder them

أَن

اَنۡ

bahwa

[that]

يَنكِحْنَ

يَّنۡكِحۡنَ

mereka kawin

(from) marrying

أَزْوَٰجَهُنَّ

اَزۡوَاجَهُنَّ

(bakal) suami-suami mereka

their husbands

إِذَا

اِذَا

apabila

when

تَرَٰضَوْا۟

تَرَاضَوۡا

mereka saling rela

they agree

بَيْنَهُم

بَيۡنَهُمۡ

diantara mereka

between themselves

بِٱلْمَعْرُوفِ ۗ

بِالۡمَعۡرُوۡفِ​ؕ

dengan cara yang baik

in a fair manner

ذَٰلِكَ

ذٰ لِكَ

itulah

That

يُوعَظُ

يُوۡعَظُ

dinasehatkan

is admonished

بِهِۦ

بِهٖ

dengannya

with it

مَن

مَنۡ

orang

whoever

كَانَ

كَانَ

adalah dia

[is]

مِنكُمْ

مِنۡكُمۡ

diantara kamu

among you

يُؤْمِنُ

يُؤۡمِنُ

dia beriman

believes

بِٱللَّهِ

بِاللّٰهِ

kepada Allah

in Allah

وَٱلْيَوْمِ

وَالۡيَوۡمِ

dan hari

and the Day

ٱلْـَٔاخِرِ ۗ

الۡاٰخِرِؕ

akhirat

[the] Last

ذَٰلِكُمْ

ذٰ لِكُمۡ

demikian itu

that

أَزْكَىٰ

اَزۡکٰى

lebih baik

(is) more virtuous

لَكُمْ

لَـكُمۡ

bagi kalian

for you

وَأَطْهَرُ ۗ

وَاَطۡهَرُؕ​

dan lebih suci

and more purer

وَٱللَّهُ

وَاللّٰهُ

dan Allah

And Allah

يَعْلَمُ

يَعۡلَمُ

Dia mengetahui

knows

وَأَنتُمْ

وَاَنۡـتُمۡ

dan kalian

and you

لَا

لَا

tidak

(do) not

تَعْلَمُونَ

تَعۡلَمُوۡنَ‏ 

(kalian) mengetahui

know

٢٣٢

٢٣٢

(232)

(232)

Asbabun Nuzul Ayat 232

    Al-Bukhari, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan lainnya meriwatakan dari Mi’qal bin Yasar bahwasanya ia menikahkan saudarinya kepada seorang lelaki muslim. Ia pun menjadi istri orang itu. Lantas orang itu menjatuhkan talak satu kepadanya dan tidak rujuk kepadanya hingga habis masa iddahnya. Kemudian keduanya ingin rujuk kembali. Lelaki itu pun mengajukan lamarannya bersama orang-orang yang melamar. Saudara wanita itu berkata kepadanya, “Wahai Laka’, aku telah memuliakanmu dengannya dan menikahkanmu kepadanya lalu engkau menceraikannya. Demi Allah, ia tidak akan rujuk kepadamu untuk selama-lamanya.” Allah mengetahui keinginan lelaki itu kepada (mantan) istrinya dan keinginan (mantan) istrinya kepadanya. Lantas Allah menurunkan, “Dan apabila kamu menceraikan istri-istri (kamu), lalu sampai idahnya, maka jangan kamu halangi mereka menikah (lagi) dengan calon suaminya, apabila telah terjalin kecocokan di antara kamu yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Itu lebih suci bagimu dan lebih bersih. Dan Allah Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” Saat Mi’qal mendengar ayat itu, ia berkata, “Aku mendengar dan patuh kepada Tuhanku.” Lalu ia memanggil lelaki tersebut dan berkata, “Aku menikahkanmu dan memuliakanmu.”

    Ibnu Marwadih meriwayatkan hadis tersebut dari banyak jalur

    Selanjutnya diriwayatkan dari as-Suddi, ia berkata, “Ayat tersebut turun berkenaan dengan jabir bin Abdillah al-Anshari. Putri pamannya ditalak satu oleh suaminya hingga selesai masa iddah. Selanjutnya orang itu ingin rujuk kembali, tetapi Jabir menolak dan berkata, Engkau telah menceraikan putri paman kami lalu hendak rujuk untuk kedua kalinya.” Sementara itu, wanita tersebut masih menghendaki suaminya dan ia sudah ridha dengannya. Lantas turunlah ayat tersebut.

    Hadis pertama lebih sahih dan lebih kuat.

laptop

Al-Baqarah

Al-Baqarah

''