وَإِن كَادُوا۟ لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ ٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ لِتَفْتَرِىَ عَلَيْنَا غَيْرَهُۥ ۖ وَإِذًا لَّٱتَّخَذُوكَ خَلِيلًا
وَاِنْ كَادُوْا لَيَفْتِنُوْنَكَ عَنِ الَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهٗۖ وَاِذًا لَّاتَّخَذُوْكَ خَلِيْلًا
wa ing kādụ layaftinụnaka 'anillażī auḥainā ilaika litaftariya 'alainā gairahụ wa iżal lattakhażụka khalīlā
Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia.
And indeed, they were about to tempt you away from that which We revealed to you in order to [make] you invent about Us something else; and then they would have taken you as a friend.
وَإِن
وَاِنۡ
dan bahwa
And indeed
كَادُوا۟
كَادُوۡا
hampir-hampir mereka
they were about (to)
لَيَفْتِنُونَكَ
لَيَـفۡتِنُوۡنَكَ
sungguh mereka akan memfitnah kamu
tempt you away
عَنِ
عَنِ
dari
from
ٱلَّذِىٓ
الَّذِىۡۤ
(apa) yang
that which
أَوْحَيْنَآ
اَوۡحَيۡنَاۤ
Kami wahyukan
We revealed
إِلَيْكَ
اِلَيۡكَ
kepadamu
to you
لِتَفْتَرِىَ
لِتَفۡتَرِىَ
agar kamu mengada-adakan
that you invent
عَلَيْنَا
عَلَيۡنَا
atas/terhadap kami
about Us
غَيْرَهُۥ ۖ
غَيۡرَهٗ ۖ
lainnya
other (than) it
وَإِذًۭا
وَاِذًا
dan jika demikian
And then
لَّٱتَّخَذُوكَ
لَّاتَّخَذُوۡكَ
tentu mereka mengambil kamu
surely they would take you
خَلِيلًۭا
خَلِيۡلًا
teman setia
(as) a friend
٧٣
٧٣
(73)
(73)
Asbabun Nuzul Ayat 73
Ibnu Mardawih dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Ishaq dari Muhammad bin Abi Muhammad dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Umayyah bin Khalaf, Abu Jahal bin Hisyam , dan beberapa pembesar Quraisy keluar lalu mendatangi Rasulullah ﷺ. Mereka berkata, "Wahai Muhammad, kemarilah! Ciumlah tuhan-tuhan kami, kami pun akan masuk bersamamu dalam agamamu." Saat itu Rasulullah sangat berat hati untuk berpisah dengan kaumnya yang menginginkan keislaman mereka sehingga beliau pun merasa kasihan kepada mereka. Lantas Allah menurunkan firman-Nya, "Dan mereka hampir memalingkan engkau (Muhammad) dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu."
Aku katakan, "Inilah hadis yang paling sahih mengenai sebab turunnya ayat tersebut. Isnad hadis ini jayyid dan memiliki hadis penguat."
Abu asy-Syaikh meriwayatkan dari Said bin Jubair, ia berkata, "Rasulullah ﷺ mengecup Hajar Aswad. Seketika orang-orang Quraisy berkata, "Kami tidak akan membiarkanmu mengecup Batu Hajar sampai engkau mencium tuhan-tuhan kami." Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidak ada salahnya aku melakukan hal tersebut. Allah lebih mengetahui sebaliknya daripada aku." Lantas turunlah ayat tersebut."
Abu asy-Syaikh meriwayatkan hadis serupa dari Ibnu Syihab. Dia juga meriwayatkan dari Jubair bin Nafir bahwa orang-orang Quraisy mendatangi Nabi ﷺ lalu berkata, "Jika engkau memang diutus kepada kami maka usirlah orang-orang miskin dan budak sahaya yang menjadi pengikutmu. Dengan demikian kami akan menjadi pengikutmu." Beliau pun condong kepada mereka sehingga turunlah ayat tersebut."
Abu asy-Syaikh meriwayatkan dari Muhammad bin Ka'ab al-Qurzhi bahwasanya Nabi ﷺ membaca, "Demi bintang," sampai kepada ayat, "Maka apakah patut kamu (orang-orang musyrik) menganggap (berhala) Al-Lata wa Al-Uzza. (19). (QS.An-Najm: 1-19). Lantas setan membisikkan kepada beliau, "Itulah berhala-berhala yang tinggi, dan sesungguhnya syafaat mereka sangat diharapkan." Selanjutnya turunlah ayat, "Dan mereka hampir memalingkan engkau (Muhammad) dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu." Beliau masih merasa galau hingga Allah pun menurunkan firma-Nya, "Dan kami tidak mengutus seorang rasul dan tidak (pula) seorang nabi sebelum engkau (Muhammad), melainkan apabila dia mempunyai suatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan ke dalam keinginannya itu. Tetapi Allah menghilangkan apa yang dimasukkan setan itu, dan Allah akan menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana."
Ini merupakan bukti bahwa ayat tersebut Makkiyah. Sedangkan orang yang menjadikan ayat tersebut Madaniyyah berdalih dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mardawih dari jalur al-Aufi dari Ibnu Abbas bahwa suku Tsaqif berkata kepada Nabi ﷺ, "Tangguhkanlah kami selama satu tahun sampai kami memberikan hadiah kepada tuhan-tuhan kami, kami pun akan menyimpannya lalu kami akan masuk Islam dan menghancurkan tuhan-tuhan itu." Beliau pun berkehendak untuk memberi penangguhan untuk mereka. Lantas turunlah ayat tersebut dan isnadnya lemah."