وَأَنَّ ٱلْمَسٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدًا
وَّاَنَّ الْمَسٰجِدَ لِلّٰهِ فَلَا تَدْعُوْا مَعَ اللّٰهِ اَحَدًاۖ
wa annal-masājida lillāhi fa lā tad'ụ ma'allāhi aḥadā
Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.
And [He revealed] that the masjids are for Allah, so do not invoke with Allah anyone.
وَأَنَّ
وَّاَنَّ
dan bahwasannya
And that
ٱلْمَسَـٰجِدَ
الۡمَسٰجِدَ
masjid-masjid itu
the masjids
لِلَّهِ
لِلّٰهِ
kepunyaan Allah
(are) for Allah
فَلَا
فَلَا
maka jangan
so (do) not
تَدْعُوا۟
تَدۡعُوۡا
kamu menyembah/berseru
call
مَعَ
مَعَ
beserta
with
ٱللَّهِ
اللّٰهِ
Allah
Allah
أَحَدًۭا
اَحَدًا ۙ
seseorang/sesuatu
anyone
١٨
١٨
(18)
(18)
Asbabun Nuzul Ayat 18
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Abu Shalih dari Ibnu Abbas, ia
berkata, “Jin berkata, “Wahai Rasulullah, berilah kami izin sehingga kami bisa
meyaksikan shalat bersamamu di masjidmu.” Lantas Allah pun menurunkan
firman-Nya, “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka
janganlah kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah.”
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Said bin Jubair, ia berkata “Jin berkata
kepada Nabi ﷺ, “Bagaimana kita bisa datang ke masjid sementara kami jauh
darimu? Atau bagaimana kami bisa mengikuti shalat padahal kami jauh darimu?”
Lantas turunlah ayat, “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah.”