لَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَآ أَتَوا۟ وَّيُحِبُّونَ أَن يُحْمَدُوا۟ بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا۟ فَلَا تَحْسَبَنَّهُم بِمَفَازَةٍ مِّنَ ٱلْعَذَابِ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَفْرَحُوْنَ بِمَآ اَتَوْا وَّيُحِبُّوْنَ اَنْ يُّحْمَدُوْا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوْا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
lā taḥsabannallażīna yafraḥụna bimā ataw wa yuḥibbụna ay yuḥmadụ bimā lam yaf'alụ fa lā taḥsabannahum bimafāzatim minal-'ażāb, wa lahum 'ażābun alīm
Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.
And never think that those who rejoice in what they have perpetrated and like to be praised for what they did not do - never think them [to be] in safety from the punishment, and for them is a painful punishment.
لَا
لَا
jangan
(Do) not
تَحْسَبَنَّ
تَحۡسَبَنَّ
kamu mengira
think
ٱلَّذِينَ
الَّذِيۡنَ
orang-orang yang
(that) those who
يَفْرَحُونَ
يَفۡرَحُوۡنَ
(mereka) bergembira
rejoice
بِمَآ
بِمَاۤ
dengan apa
in what
أَتَوا۟
اَتَوْا
mereka datangkan/kerjakan
(they have) brought
وَّيُحِبُّونَ
وَّيُحِبُّوۡنَ
dan mereka menyukai
and they love
أَن
اَنۡ
bahwa
that
يُحْمَدُوا۟
يُّحۡمَدُوۡا
mereka dipuji
they be praised
بِمَا
بِمَا
dengan/terhadap apa
for what
لَمْ
لَمۡ
tidak/belum
not
يَفْعَلُوا۟
يَفۡعَلُوۡا
mereka kerjakan
they do
فَلَا
فَلَا
maka jangan
so (do) not
تَحْسَبَنَّهُم
تَحۡسَبَنَّهُمۡ
kamu menyangka
think (that) they
بِمَفَازَةٍۢ
بِمَفَازَةٍ
dengan terlepas
(will) escape
مِّنَ
مِّنَ
dari
from
ٱلْعَذَابِ ۖ
الۡعَذَابِۚ
azab/siksa
the punishment
وَلَهُمْ
وَلَهُمۡ
dan bagi mereka
and for them
عَذَابٌ
عَذَابٌ
azab/siksa
(is a) punishment
أَلِيمٌۭ
اَ لِيۡمٌ
yang pedih
painful
١٨٨
١٨٨
(188)
(188)
Asbabun Nuzul Ayat 188
Asy-Syaikhhani dan
selainn keduanya meriwayatkan dari jalur Humaid bin Abdirraman bin Auf, bahwa
Marwan berkata kepada penjaga pintunya, “Wahai Rafi’, pergilah kepada Ibnu
Abbas lalu katakan, “Seandainya setiap orang dari kita gembira dengan apa yang
telah dikerjakan dan suka dipuji atas perbuatan yang tidak dikerjakan, tentu ia
akan mendapatkan siksa, dan kita semua akan diazab.”
Ibnu Abbas berkata, “Ada apa kalian ini? Sesungguhnya ayat
tersebut turun berkenaan dengan Ahli Kitab; Nabi Muhammad ﷺ bertanya kepada mereka mengenai
satu hal tetapi mereka menyembunyikannya dan memberitahu selainnya. Mereka pun
keluar dengan pandangan bahwa mereka sudah memberitahukan kepada beliau mengenai
apa yang ditanyakannya. Mereka pun meminta pujian kepada beliau dan merasa
gembira dengan tindakan menyembunyikan apa yang ditanyakan oleh beliau kepada
mereka.”
Asy-Syaikhani meriwayatkan dari abu Said al-Khudri bahwa dulu ada beberapa orang lelaki dari kalangan munafikin apabila Rasulullah ﷺ keluar untuk perang dan mereka tidak mengikutinya, mereka pun senang dengan sikap diam mereka menentang Rasulullah ﷺ. Ketika Rasulullah ﷺ tiba, mereka pun meminta maaf kepada beliau dan bersumpah serta suka dipuji dengan apa yang dikerjakan, “Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan,”
Abdurazzaq meriwayatkan dalam tafsirnya dari Zaid bin Aslam
bahwa Rafi’ bin Hudaij dan Zaid bin Tsabit berada di sisi Marwan. Marwan berkata,
“Wahai Rafi’, mengenai apakah surah ini
diturunkan? “Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan
apa yang telah mereka kerjakan, Rafi’ berkata, “Ayat tersebut diturunkan
mengenai sekelompok orang munafik apabila Nabi Muhammad ﷺ keluar (untuk perang ), mereka mengemukakan alasan
dan berkata, “Pekerjaan telah menghalangi kami dari mengikuti kalian. Ingin
sekali seandainya kami bersama kalian.” Lantas Allah pun menurunkan ayat
mengenai mereka.”
Tampaknya Marwan menyangkal hal itu sehingga Rafi’ merasa
resah. Ia pun berkata kepada Zaid bin Tsabit, “Aku bersumpah atas nama Allah
kepadamu, tahukah engkau apa yang engkau katakan?” Ia menjawab, “Ya.” Al-Hafizh Ibnu Hajar menghimpun antara pendapat ini dengan pendapat Ibnu Abbas bahwa mungkin saja ayat itu turun
mengenai dua kelompok ini secara bersamaan.
Ibnu Hajar berkata, “Al-Farra ‘ menuturkan bahwa ayat
tersebut turun mengenai ucapan orang Yahudi, “Kami adalah Ahli Kitab pertama,
ahli shalat dan ketaatan.” Meskipun demikian mereka tidak mengakui Muhammad.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari berbagai jalur dari
sekelompok para tabi’in dengan redaksi seperti itu dan Ibnu Jarir menganggapnya
berat. Dengan demikian, tidak ada masalah jika ayat itu turun mengenai hal itu
juga.