فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً ۖ قَالُوا۟ لَا تَخَفْ ۖ وَبَشَّرُوهُ بِغُلٰمٍ عَلِيمٍ
فَاَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً ۗقَالُوْا لَا تَخَفْۗ وَبَشَّرُوْهُ بِغُلٰمٍ عَلِيْمٍ
fa aujasa min-hum khīfah, qālụ lā takhaf, wa basysyarụhu bigulāmin 'alīm
(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).
And he felt from them apprehension. They said, "Fear not," and gave him good tidings of a learned boy.
فَأَوْجَسَ
فَاَوۡجَسَ
maka dia merasa
Then he felt
مِنْهُمْ
مِنۡهُمۡ
dari mereka
from them
خِيفَةًۭ ۖ
خِيۡفَةً ؕ
takut
a fear
قَالُوا۟
قَالُوۡا
mereka berkata
They said
لَا
لَا
jangan
(Do) not
تَخَفْ ۖ
تَخَفۡ ؕ
kamu takut
fear
وَبَشَّرُوهُ
وَبَشَّرُوۡهُ
dan mereka memberi kabar gembira
and they gave him glad tidings
بِغُلَـٰمٍ
بِغُلٰمٍ
dengan seorang anak
of a son
عَلِيمٍۢ
عَلِيۡمٍ
pandai
learned
٢٨
٢٨
(28)
(28)