بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمٰنِ ٱلرَّحِيمِ أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحٰبِ ٱلْفِيلِ
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ
a lam tara kaifa fa'ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīl
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
Have you not considered, [O Muhammad], how your Lord dealt with the companions of the elephant?
أَلَمْ
اَلَمۡ
apakah tidak
Have not
تَرَ
تَرَ
kamu perhatikan
you seen
كَيْفَ
كَيۡفَ
bagaimana
how
فَعَلَ
فَعَلَ
berbuat/bertindak
dealt
رَبُّكَ
رَبُّكَ
Tuhanmu
your Lord
بِأَصْحَـٰبِ
بِاَصۡحٰبِ
terhadap golongan (tentara)
with (the) Companions
ٱلْفِيلِ
الۡفِيۡلِؕ
gajah
(of the) Elephant
١
١
(1)
(1)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 1
(Apakah kamu tidak memperhatikan) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna takjub; artinya sepatutnya kamu merasa takjub (bagaimana Rabbmu telah bertindak terhadap tentara bergajah) orang yang mempunyai gajah itu bernama Mahmud yang disertai oleh teman-temannya, yaitu raja negeri Yaman yang bernama Abrahah berikut tentaranya. Dia telah membangun sebuah gereja di Shan'a dengan tujuan supaya orang-orang berpaling dari menziarahi Mekah dan tidak menziarahinya lagi. Pada suatu hari ada seseorang lelaki dari Kinanah telah membuat kejadian di gereja tersebut, ia melumuri bagian gereja yang dijadikan kiblat dengan kotoran unta dengan maksud menghinanya. Abrahah bersumpah untuk menghancurkan Kakbah. Lalu ia datang ke Mekah bersama tentaranya, beserta gajah-gajah milik Mahmud tadi. Ketika mereka mulai bergerak hendak menghancurkan Kakbah, Allah mengirimkan kepada mereka apa yang dikisahkan-Nya melalui firman selanjutnya yaitu: