قُلْ يٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ هَادُوٓا۟ إِن زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَآءُ لِلَّهِ مِن دُونِ ٱلنَّاسِ فَتَمَنَّوُا۟ ٱلْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صٰدِقِينَ
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ هَادُوْٓا اِنْ زَعَمْتُمْ اَنَّكُمْ اَوْلِيَاۤءُ لِلّٰهِ مِنْ دُوْنِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
qul yā ayyuhallażīna hādū in za'amtum annakum auliyā`u lillāhi min dụnin-nāsi fa tamannawul-mauta ing kuntum ṣādiqīn
Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar".
Say, "O you who are Jews, if you claim that you are allies of Allah, excluding the [other] people, then wish for death, if you should be truthful."
قُلْ
قُلۡ
katakanlah
Say
يَـٰٓأَيُّهَا
يٰۤاَيُّهَا
wahai
O
ٱلَّذِينَ
الَّذِيۡنَ
orang-orang yang
you (who)
هَادُوٓا۟
هَادُوۡۤا
(mereka) beragama Yahudi
(are) Jews
إِن
اِنۡ
jika
If
زَعَمْتُمْ
زَعَمۡتُمۡ
kamu mengira
you claim
أَنَّكُمْ
اَنَّكُمۡ
bahwa sesungguhnya kamu
that you
أَوْلِيَآءُ
اَوۡلِيَآءُ
kekasih
(are) allies
لِلَّهِ
لِلّٰهِ
Allah
of Allah
مِن
مِنۡ
dari
from
دُونِ
دُوۡنِ
selain/bukan
excluding
ٱلنَّاسِ
النَّاسِ
manusia
the people
فَتَمَنَّوُا۟
فَتَمَنَّوُا
maka harapkanlah
then wish
ٱلْمَوْتَ
الۡمَوۡتَ
kematian
(for) the death
إِن
اِنۡ
jika
if
كُنتُمْ
كُنۡتُمۡ
kalian adalah
you are
صَـٰدِقِينَ
صٰدِقِيۡنَ
orang-orang yang benar
truthful
٦
٦
(6)
(6)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 6
(Katakanlah, "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi! Jika kalian mendakwakan bahwa sesungguhnya kalian sajalah kekasih-kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematian kalian, jika kalian adalah orang-orang yang benar") kedua Syarat yang ada pada ayat ini, yakni lafal in za'amtum dan lafal in kuntum bertaalluq atau bergantung kepada lafal tamannau dalam arti kata bahwa syarat yang pertama menjadi qaid atau pengertian yang mengikat bagi syarat yang kedua. Artinya, jika kalian benar-benar di dalam dugaan kalian yang menganggap bahwa kalian adalah kekasih-kekasih Allah. Dan merupakan suatu kelaziman bagi kekasih Allah itu selalu mementingkan kehidupan di akhirat, dan permulaan jalan untuk menuju ke akhirat itu adalah mati; karena itu harapkanlah kematian itu.