إِنَّآ أَنذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنظُرُ ٱلْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ ٱلْكَافِرُ يٰلَيْتَنِى كُنتُ تُرٰبًۢا
اِنَّآ اَنْذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرَابًا ࣖ
innā anżarnākum 'ażābang qarībay yauma yanẓurul-mar`u mā qaddamat yadāhu wa yaqụlul-kāfiru yā laitanī kuntu turābā
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah".
Indeed, We have warned you of a near punishment on the Day when a man will observe what his hands have put forth and the disbeliever will say, "Oh, I wish that I were dust!"
إِنَّآ
اِنَّاۤ
sesungguhnya Kami
Indeed We
أَنذَرْنَـٰكُمْ
اَنۡذَرۡنٰـكُمۡ
Kami memberi peringatan kepadamu
[We] have warned you
عَذَابًۭا
عَذَابًا
azab
(of) a punishment
قَرِيبًۭا
قَرِيۡبًا ۖۚ
dekat
near
يَوْمَ
يَّوۡمَ
hari
(the) Day
يَنظُرُ
يَنۡظُرُ
melihat
will see
ٱلْمَرْءُ
الۡمَرۡءُ
seseorang
the man
مَا
مَا
apa
what
قَدَّمَتْ
قَدَّمَتۡ
mendahului/diperbuat
have sent forth
يَدَاهُ
يَدٰهُ
kedua tangannya
his hands
وَيَقُولُ
وَيَقُوۡلُ
dan berkata
and will say
ٱلْكَافِرُ
الۡـكٰفِرُ
orang kafir
the disbeliever
يَـٰلَيْتَنِى
يٰلَيۡتَنِىۡ
alangkah baiknya aku dulu
O I wish
كُنتُ
كُنۡتُ
adalah aku
I were
تُرَٰبًۢا
تُرٰبًا
debu/tanah
dust
٤٠
٤٠
(40)
(40)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 40
(Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepada kalian) hai orang-orang kafir Mekah (siksa yang dekat) yakni siksa pada hari kiamat yang akan datang nanti; dan setiap sesuatu yang akan datang itu berarti masa terjadinya sudah dekat (pada hari) menjadi Zharaf dari lafal 'Adzaaban berikut sifatnya yakni berikut lafal Qariiban (manusia melihat) setiap manusia melihat (apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya) yakni perbuatan baik dan perbuatan buruk yang telah dikerjakannya semasa di dunia (dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya) huruf Ya di sini bermakna Tanbih (sekiranya aku dahulu adalah tanah") maka aku tidak akan disiksa. Ia mengatakan demikian sewaktu Allah berfirman kepada binatang-binatang semuanya sesudah Dia melakukan hukum kisas sebagian dari mereka terhadap sebagian yang lain: "Jadilah kamu sekalian tanah!"