icon play ayat

إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَىْءٍ إِذَآ أَرَدْنٰهُ أَن نَّقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

اِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ اِذَآ اَرَدْنٰهُ اَنْ نَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ࣖ

innamā qaulunā lisyai`in iżā aradnāhu an naqụla lahụ kun fa yakụn
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", maka jadilah ia.
Indeed, Our word to a thing when We intend it is but that We say to it, "Be," and it is.
icon play ayat

إِنَّمَا

اِنَّمَا

sesungguhnya hanyalah

Only

قَوْلُنَا

قَوۡلُـنَا

perkataan Kami

Our Word

لِشَىْءٍ

لِشَىۡءٍ

terhadap sesuatu

to a thing

إِذَآ

اِذَاۤ

apabila

when

أَرَدْنَـٰهُ

اَرَدۡنٰهُ

Kami menghendakinya

We intend it

أَن

اَنۡ

bahwa

(is) that

نَّقُولَ

نَّقُوۡلَ

Kami katakan

We say

لَهُۥ

لَهٗ

kepadanya

to it

كُن

كُنۡ

adalah/jadilah

Be

فَيَكُونُ

فَيَكُوۡنُ‏ 

maka adalah/jadilah

and it is

٤٠

٤٠

(40)

(40)

Tafsir al-Jalalayn

Tafsir Ayat 40

(Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya) artinya Kami berkehendak untuk mengadakannya. Lafal qaulunaa adalah mubtada sedangkan khabarnya ialah (Kami hanya mengatakan kepadanya, "Jadilah," maka jadilah ia) artinya, maka sesuatu yang dikehendaki-Nya itu ada seketika. Menurut qiraat lafal fayakuunu dibaca nashab sehingga menjadi fayakuuna karena diathafkan kepada lafal naquula. Ayat ini menunjukkan makna menetapkan kekuasaan Allah di dalam membangkitkan makhluk.

laptop

An-Nahl

An-Nahl

''