خٰشِعَةً أَبْصٰرُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۚ ذٰلِكَ ٱلْيَوْمُ ٱلَّذِى كَانُوا۟ يُوعَدُونَ
خَاشِعَةً اَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۗذٰلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ ࣖ
khāsyi'atan abṣāruhum tar-haquhum żillah, żālikal-yaumullażī kānụ yụ'adụn
dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.
Their eyes humbled, humiliation will cover them. That is the Day which they had been promised.
خَـٰشِعَةً
خَاشِعَةً
menundukkan
Humbled
أَبْصَـٰرُهُمْ
اَبۡصَارُهُمۡ
pandangan mereka
their eyesights
تَرْهَقُهُمْ
تَرۡهَقُهُمۡ
meliputi/menimpa mereka
will cover them
ذِلَّةٌۭ ۚ
ذِلَّةٌ ؕ
kerendahan/kehinaan
humiliation
ذَٰلِكَ
ذٰلِكَ
demikian/itu
That
ٱلْيَوْمُ
الۡيَوۡمُ
hari
(is) the Day
ٱلَّذِى
الَّذِىۡ
yang
which
كَانُوا۟
كَانُوۡا
adalah mereka
they were
يُوعَدُونَ
يُوۡعَدُوۡنَ
mereka diancam/dijanjikan
promised
٤٤
٤٤
(44)
(44)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 44
(Dalam keadaan hina) atau nista (pandangan mereka karena diliputi) diselimuti (oleh rasa hina. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka) lafal dzaalika menjadi mubtada, dan lafal-lafal sesudahnya berkedudukan menjadi khabarnya; makna yang dimaksud adalah hari kiamat.