icon play ayat

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

wa laqad ātainā luqmānal-ḥikmata anisykur lillāh, wa may yasykur fa innamā yasykuru linafsih, wa mang kafara fa innallāha ganiyyun ḥamīd
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
And We had certainly given Luqman wisdom [and said], "Be grateful to Allah." And whoever is grateful is grateful for [the benefit of] himself. And whoever denies [His favor] - then indeed, Allah is Free of need and Praiseworthy.
icon play ayat

وَلَقَدْ

وَلَقَدۡ

dan sesungguhnya

And verily

ءَاتَيْنَا

اٰتَيۡنَا

Kami telah memberikan

We gave

لُقْمَـٰنَ

لُقۡمٰنَ

Luqmân

Luqman

ٱلْحِكْمَةَ

الۡحِكۡمَةَ

hikmah

the wisdom

أَنِ

اَنِ

agar

that

ٱشْكُرْ

اشۡكُرۡ

bersyukur

Be grateful

لِلَّهِ ۚ

لِلّٰهِ​ؕ

kepada Allah

to Allah

وَمَن

وَمَنۡ

dan barang siapa

And whoever

يَشْكُرْ

يَّشۡكُرۡ

bersyukur

(is) grateful

فَإِنَّمَا

فَاِنَّمَا

maka sesungguhnya hanyalah

then only

يَشْكُرُ

يَشۡكُرُ

ia bersyukur

he is grateful

لِنَفْسِهِۦ ۖ

لِنَفۡسِهٖ​ۚ

untuk dirinya sendiri

for himself

وَمَن

وَمَنۡ

dan barang siapa yang

And whoever

كَفَرَ

كَفَرَ

ingkar

(is) ungrateful

فَإِنَّ

فَاِنَّ

maka sesungguhnya

then indeed

ٱللَّهَ

اللّٰهَ

Allah

Allah

غَنِىٌّ

غَنِىٌّ

Maha Kaya

(is) Free of need

حَمِيدٌۭ

حَمِيۡدٌ‏ 

Maha Terpuji

Praiseworthy

١٢

١٢

(12)

(12)

Tafsir al-Jalalayn

Tafsir Ayat 12

(Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Luqman hikmah) antara lain ilmu, agama dan tepat pembicaraannya, dan kata-kata mutiara yang diucapkannya cukup banyak serta diriwayatkan secara turun-temurun. Sebelum Nabi Daud diangkat menjadi rasul dia selalu memberikan fatwa, dan dia sempat mengalami zaman kenabian Nabi Daud, lalu ia meninggalkan fatwa dan belajar menimba ilmu dari Nabi Daud. Sehubungan dengan hal ini Luqman pernah mengatakan, "Aku tidak pernah merasa cukup apabila aku telah dicukupkan." Pada suatu hari pernah ditanyakan oleh orang kepadanya, "Siapakah manusia yang paling buruk itu?" Luqman menjawab, "Dia adalah orang yang tidak mempedulikan orang lain yang melihatnya sewaktu dia mengerjakan kejahatan." (Yaitu) dan Kami katakan kepadanya, hendaklah (bersyukurlah kamu kepada Allah) atas hikmah yang telah dilimpahkan-Nya kepadamu. (Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri) karena pahala bersyukurnya itu kembali kepada dirinya sendiri (dan barang siapa yang tidak bersyukur) atas nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepadanya (maka sesungguhnya Allah Maha Kaya) tidak membutuhkan makhluk-Nya (lagi Maha Terpuji) Maha Terpuji di dalam ciptaan-Nya.

laptop

Luqman

Luqman

''