فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِن كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ ٱلْوِلْدٰنَ شِيبًا
فَكَيْفَ تَتَّقُوْنَ اِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَّجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيْبًاۖ
fa kaifa tattaqụna ing kafartum yaumay yaj'alul-wildāna syībā
Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.
Then how can you fear, if you disbelieve, a Day that will make the children white- haired?
فَكَيْفَ
فَكَيۡفَ
maka bagaimana
Then how
تَتَّقُونَ
تَتَّقُوۡنَ
kamu bertakwa/memelihara diri
will you guard yourselves
إِن
اِنۡ
jika
if
كَفَرْتُمْ
كَفَرۡتُمۡ
kamu kafir/ingkar
you disbelieve
يَوْمًۭا
يَوۡمًا
hari
a Day
يَجْعَلُ
يَّجۡعَلُ
menjadikan
(that) will make
ٱلْوِلْدَٰنَ
الۡوِلۡدَانَ
anak-anak muda
the children
شِيبًا
شِيۡبَا ۖ
beruban
gray-haired
١٧
١٧
(17)
(17)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 17
(Maka bagaimanakah kalian dapat memelihara diri kalian jika tetap kafir) di dunia (kepada hari) lafal yauman menjadi maf'ul kedua dari lafal tattaquuna. Yakni memelihara diri dari azab hari itu. Atau dengan kata lain, dengan benteng apakah kalian memelihara diri dari azab pada hari itu (yang menjadikan anak-anak beruban) lafal syiiban bentuk jamak dari lafal asyyab; dikatakan anak-anak beruban, sebagai gambaran tentang hari itu yang penuh dengan kengerian yang sangat mencekam; hari yang dimaksud adalah hari kiamat. Bentuk asal lafal syiiban adalah syuyban, dengan memakai harakat damah pada huruf syin. Kemudian harakat itu diganti menjadi kasrah demi untuk menyelaraskannya dengan huruf ya yang jatuh sesudahnya, sehingga jadilah syiiban. Dikatakan di dalam menggambarkan hari yang penuh dengan malapetaka, yaumun yusyiibu nawaashial athfaali, yakni hari yang dapat membuat ubun-ubun anak-anak beruban. Ungkapan ini adalah ungkapan majaz atau kata kiasan. Akan tetapi boleh juga makna yang terkandung di dalam ayat ini dimaksud adalah makna hakiki bukan majazi.