سُنَّةَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلُ ۖ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ ٱللَّهِ تَبْدِيلًا
سُنَّةَ اللّٰهِ الَّتِيْ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ ۖوَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا
sunnatallāhillatī qad khalat ming qabl, wa lan tajida lisunnatillāhi tabdīlā
Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.
[This is] the established way of Allah which has occurred before. And never will you find in the way of Allah any change.
سُنَّةَ
سُنَّةَ
ketetapan
(The established) way
ٱللَّهِ
اللّٰهِ
Allah
(of) Allah
ٱلَّتِى
الَّتِىۡ
yang
which
قَدْ
قَدۡ
sungguh
passed away
خَلَتْ
خَلَتۡ
telah berlalu
passed away
مِن
مِنۡ
dari
before
قَبْلُ ۖ
قَبۡلُ ۖۚ
sebelum
before
وَلَن
وَلَنۡ
dan tidak
and never
تَجِدَ
تَجِدَ
kamu mendapatkan
you will find
لِسُنَّةِ
لِسُنَّةِ
bagi ketetapan
in (the) way of Allah
ٱللَّهِ
اللّٰهِ
Allah
in (the) way of Allah
تَبْدِيلًۭا
تَبۡدِيۡلًا
perobahan/pergantian
any change
٢٣
٢٣
(23)
(23)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 23
(Sebagai suatu sunatullah) lafal ayat ini adalah Mashdar yang berfungsi mengukuhkan makna jumlah kalimat sebelumnya, yaitu mengenai kalahnya orang-orang kafir dan ditolong-Nya orang-orang mukmin. Maksudnya yang demikian itu merupakan suatu sunatullah (yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu) sebagai ganti darinya.