فَأَجَآءَهَا ٱلْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ قَالَتْ يٰلَيْتَنِى مِتُّ قَبْلَ هٰذَا وَكُنتُ نَسْيًا مَّنسِيًّا
فَاَجَاۤءَهَا الْمَخَاضُ اِلٰى جِذْعِ النَّخْلَةِۚ قَالَتْ يٰلَيْتَنِيْ مِتُّ قَبْلَ هٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَّنْسِيًّا
fa aja`ahal-makhāḍu ilā jiż'in-nakhlah, qālat yā laitanī mittu qabla hāżā wa kuntu nas-yam mansiyyā
Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".
And the pains of childbirth drove her to the trunk of a palm tree. She said, "Oh, I wish I had died before this and was in oblivion, forgotten."
فَأَجَآءَهَا
فَاَجَآءَهَا
maka mendatangkan/memaksakan
Then drove her
ٱلْمَخَاضُ
الۡمَخَاضُ
rasa sakit akan melahirkan
the pains of childbirth
إِلَىٰ
اِلٰى
kepada
to
جِذْعِ
جِذۡعِ
batang/pangkal
(the) trunk
ٱلنَّخْلَةِ
النَّخۡلَةِۚ
pohon kurma
(of) the date-palm
قَالَتْ
قَالَتۡ
ia berkata
She said
يَـٰلَيْتَنِى
يٰلَيۡتَنِىۡ
kiranya dulu
O! I wish
مِتُّ
مِتُّ
aku mati
I (had) died
قَبْلَ
قَبۡلَ
sebelum
before
هَـٰذَا
هٰذَا
ini
this
وَكُنتُ
وَكُنۡتُ
dan adalah aku
and I was
نَسْيًۭا
نَسۡيًا
terlupa
(in) oblivion
مَّنسِيًّۭا
مَّنۡسِيًّا
yang dilupakan
forgotten
٢٣
٢٣
(23)
(23)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 23
(Maka sewaktu datang kepadanya) ketika ia mengalami (rasa sakit akan melahirkan) yaitu rasa mulas karena akan melahirkan (-terpaksa ia bersandar- pada pangkal pohon kurma) yakni menyandarkan diri padanya, lalu ia melahirkan. Perlu diketahui bahwa sejak peniupan malaikat Jibril hingga melahirkan hanya memakan waktu sesaat saja (dia berkata, "Aduhai alangkah baiknya aku) lafal Ya di sini menunjukkan makna Tanbih atau ungkapan kekecewaan (mati sebelum ini) yakni sebelum perkara ini (dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan)" sebagai sesuatu yang tiada artinya, tidak dikenal dan tidak disebut-sebut.