ذٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ
ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ
żālika wa may yu'aẓẓim sya'ā`irallāhi fa innahā min taqwal-qulụb
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.
That [is so]. And whoever honors the symbols of Allah - indeed, it is from the piety of hearts.
ذَٰلِكَ
ذٰلِكَ
demikianlah
That
وَمَن
وَمَنۡ
dan barangsiapa
and whoever
يُعَظِّمْ
يُّعَظِّمۡ
memuliakan/menghormati
honors
شَعَـٰٓئِرَ
شَعَآٮِٕرَ
syi'ar-syi'ar
(the) Symbols
ٱللَّهِ
اللّٰهِ
Allah
(of) Allah
فَإِنَّهَا
فَاِنَّهَا
maka sesungguhnya itu
then indeed, it
مِن
مِنۡ
dari
(is) from
تَقْوَى
تَقۡوَى
ketakwaan
(the) piety
ٱلْقُلُوبِ
الۡقُلُوۡبِ
hati
(of) the hearts
٣٢
٣٢
(32)
(32)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 32
(Demikianlah) perintah itu (dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu) mengagungkan syiar-syiar Allah, yaitu menyembelih hewan kurban untuk tanah suci, seumpamanya hewan kurban itu dipilih yang baik dan digemukkan terlebih dahulu (timbul dari ketakwaan hati) dalam diri mereka. Hewan-hewan kurban itu dinamakan Sya'aair disebabkan kesyiarannya yakni kesemarakannya, disebabkan hewan-hewan tersebut telah diberi tanda yang menunjukkan, bahwa mereka untuk dikurbankan, yaitu seperti dicap dengan besi panas pada punggungnya, sehingga menambah semaraknya suasana hari raya.