ءَاتُونِى زُبَرَ ٱلْحَدِيدِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ ٱلصَّدَفَيْنِ قَالَ ٱنفُخُوا۟ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُۥ نَارًا قَالَ ءَاتُونِىٓ أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا
اٰتُوْنِيْ زُبَرَ الْحَدِيْدِۗ حَتّٰىٓ اِذَا سَاوٰى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوْا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَعَلَهٗ نَارًاۙ قَالَ اٰتُوْنِيْٓ اُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا ۗ
ātụnī zubaral-ḥadīd, ḥattā iżā sāwā bainaṣ-ṣadafaini qālanfukhụ, ḥattā iżā ja'alahụ nārang qāla ātụnī ufrig 'alaihi qiṭrā
berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu".
Bring me sheets of iron" - until, when he had leveled [them] between the two mountain walls, he said, "Blow [with bellows]," until when he had made it [like] fire, he said, "Bring me, that I may pour over it molten copper."
ءَاتُونِى
اٰتُوۡنِىۡ
datangkan/berikan kepadaku
Bring me
زُبَرَ
زُبَرَ
potongan-potongan
sheets
ٱلْحَدِيدِ ۖ
الۡحَدِيۡدِ ؕ
besi
(of) iron
حَتَّىٰٓ
حَتّٰٓى
sehingga
until
إِذَا
اِذَا
apabila
when
سَاوَىٰ
سَاوٰى
sama ia
he (had) leveled
بَيْنَ
بَيۡنَ
antara ia
between
ٱلصَّدَفَيْنِ
الصَّدَفَيۡنِ
kedua pinggir/puncak gunung
the two cliffs
قَالَ
قَالَ
(Zulqarnain) berkata
he said
ٱنفُخُوا۟ ۖ
انْـفُخُوۡا ؕ
tiuplah
Blow
حَتَّىٰٓ
حَتّٰٓى
sehingga
until
إِذَا
اِذَا
apabila
when
جَعَلَهُۥ
جَعَلَهٗ
dia menjadikannya
he made it
نَارًۭا
نَارًا ۙ
api
fire
قَالَ
قَالَ
dia berkata
he said
ءَاتُونِىٓ
اٰتُوۡنِىۡۤ
datangkan/berikan kepadaku
Bring me
أُفْرِغْ
اُفۡرِغۡ
aku akan tuangkan
I pour
عَلَيْهِ
عَلَيۡهِ
atasnya
over it
قِطْرًۭا
قِطۡرًا ؕ
leburan tembaga
molten copper
٩٦
٩٦
(96)
(96)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 96
(Berilah aku potongan-potongan besi)" sebesar bata kecil yang akan dijadikan sebagai bahan bangunan tembok lalu Zulkarnain membangun tembok penghalang itu daripadanya, dan dia memakai kayu dan batu bara yang dimasukkan di tengah-tengah tembok besi itu. (Sehingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung itu) lafal Shadafaini dapat dibaca Shudufaini dan Shudfaini, artinya sisi bagian puncak kedua bukit itu telah rata dengan bangunan, kemudian dibuatkannyalah peniup-peniup dan api sepanjang bangunan tembok itu (berkatalah Zulkarnain, "Tiuplah api itu)" lalu api itu mereka tiup (Hingga apabila besi itu menjadi) berubah bentuknya menjadi (merah) bagaikan api (dia pun berkata, "Berilah aku tembaga yang mendidih agar kutuangkan ke atas besi panas itu)" maksudnya tembaga yang dilebur. Lafal Aatuunii dan lafal Ufrigh merupakan kedua Fi'il yang saling berebutan terhadap Ma'mulnya, kemudian dibuanglah Ma'mul dari Fi'il yang pertama karena beramalnya Fi'il yang kedua. Selanjutnya tembaga yang sudah dilebur itu dituangkan ke atas besi yang merah membara, sehingga masuklah tembaga itu ke dalam partikel-partikel potongan besi, akhirnya kedua logam itu menyatu.