وَمَا مَنَعَ ٱلنَّاسَ أَن يُؤْمِنُوٓا۟ إِذْ جَآءَهُمُ ٱلْهُدَىٰ وَيَسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّهُمْ إِلَّآ أَن تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ ٱلْأَوَّلِينَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ ٱلْعَذَابُ قُبُلًا
وَمَا مَنَعَ النَّاسَ اَنْ يُّؤْمِنُوْٓا اِذْ جَاۤءَهُمُ الْهُدٰى وَيَسْتَغْفِرُوْا رَبَّهُمْ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ اَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلًا
wa mā mana'an-nāsa ay yu`minū iż jā`ahumul-hudā wa yastagfirụ rabbahum illā an ta`tiyahum sunnatul-awwalīna au ya`tiyahumul-'ażābu qubulā
Dam tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.
And nothing has prevented the people from believing when guidance came to them and from asking forgiveness of their Lord except that there [must] befall them the [accustomed] precedent of the former peoples or that the punishment should come [directly] before them.
وَمَا
وَمَا
dan tidak
And nothing
مَنَعَ
مَنَعَ
mencegah
prevents
ٱلنَّاسَ
النَّاسَ
manusia
men
أَن
اَنۡ
bahwa
that
يُؤْمِنُوٓا۟
يُّؤۡمِنُوۡۤا
mereka beriman
they believe
إِذْ
اِذۡ
ketika
when
جَآءَهُمُ
جَآءَهُمُ
datang kepada mereka
has come to them
ٱلْهُدَىٰ
الۡهُدٰى
petunjuk
the guidance
وَيَسْتَغْفِرُوا۟
وَيَسۡتَغۡفِرُوۡا
dan mereka mohon ampun
and they ask forgiveness
رَبَّهُمْ
رَبَّهُمۡ
Tuhan mereka
(of) their Lord
إِلَّآ
اِلَّاۤ
kecuali
except
أَن
اَنۡ
akan
that
تَأْتِيَهُمْ
تَاۡتِيَهُمۡ
datang kepada mereka
comes to them
سُنَّةُ
سُنَّةُ
peraturan/hukum
(the) way
ٱلْأَوَّلِينَ
الۡاَوَّلِيۡنَ
ummat-ummat terdahulu
(of) the former (people)
أَوْ
اَوۡ
atau
or
يَأْتِيَهُمُ
يَاۡتِيَهُمُ
datang kepada mereka
comes to them
ٱلْعَذَابُ
الۡعَذَابُ
azab
the punishment
قُبُلًۭا
قُبُلًا
berhadap-hadapan
before (them)
٥٥
٥٥
(55)
(55)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 55
(Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia) orang-orang kafir Mekah (untuk beriman) menjadi Maf'ul Tsani atau subjek kedua (ketika petunjuk telah datang kepada mereka) yakni Alquran (dan memohon ampun kepada Rabbnya, kecuali datang kepada mereka hukum Allah yang telah berlaku pada umat-umat terdahulu) lafal Sunnatul Awwalin berkedudukan menjadi Fa'il atau objek, artinya: datang kepada mereka kebinasaan Kami, yaitu kebinasaan yang telah ditentukan bagi mereka (atau datang azab atas mereka dengan nyata) secara terang-terangan, yaitu kekalahan mereka dalam perang Badar. Menurut qiraat yang lain dibaca Qubulan sebagai bentuk jamak dari kata Qabilun artinya bermacam-macam.