وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِۦ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلَىٰ مَآ أَنفَقَ فِيهَا وَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَيَقُولُ يٰلَيْتَنِى لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّىٓ أَحَدًا
وَاُحِيْطَ بِثَمَرِهٖ فَاَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلٰى مَآ اَنْفَقَ فِيْهَا وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَا وَيَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ لَمْ اُشْرِكْ بِرَبِّيْٓ اَحَدًا
wa uḥīṭa biṡamarihī fa aṣbaḥa yuqallibu kaffaihi 'alā mā anfaqa fīhā wa hiya khāwiyatun 'alā 'urụsyihā wa yaqụlu yā laitanī lam usyrik birabbī aḥadā
Dan harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku".
And his fruits were encompassed [by ruin], so he began to turn his hands about [in dismay] over what he had spent on it, while it had collapsed upon its trellises, and said, "Oh, I wish I had not associated with my Lord anyone."
وَأُحِيطَ
وَاُحِيۡطَ
dan diliputi(dibinasakan)
And were surrounded
بِثَمَرِهِۦ
بِثَمَرِهٖ
dengan buahnya(kekayaanya)
his fruits
فَأَصْبَحَ
فَاَصۡبَحَ
maka jadilah dia
so he began
يُقَلِّبُ
يُقَلِّبُ
dia membolak-balik
twisting
كَفَّيْهِ
كَفَّيۡهِ
kedua tapak tangannya
his hands
عَلَىٰ
عَلَىٰ
atas
over
مَآ
مَاۤ
apa yang
what
أَنفَقَ
اَنۡفَقَ
dia belanjakan
he (had) spent
فِيهَا
فِيۡهَا
padanya
on it
وَهِىَ
وَهِىَ
dan dia (pohon anggur)
while it (had)
خَاوِيَةٌ
خَاوِيَةٌ
roboh
collapsed
عَلَىٰ
عَلٰى
atas
on
عُرُوشِهَا
عُرُوۡشِهَا
atapnya
its trellises
وَيَقُولُ
وَيَقُوۡلُ
dan dia berkata
and he said
يَـٰلَيْتَنِى
يٰلَيۡتَنِىۡ
kiranya dulu
Oh! I wish
لَمْ
لَمۡ
tidak
I had not associated
أُشْرِكْ
اُشۡرِكۡ
aku mempersekutukan
I had not associated
بِرَبِّىٓ
بِرَبِّىۡۤ
dengan Tuhanku
with my Lord
أَحَدًۭا
اَحَدًا
seseorang
anyone
٤٢
٤٢
(42)
(42)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 42
(Dan buah-buahannya diliputi) yakni ditimpa oleh berbagai macam musibah seperti yang telah disebutkan tadi sehingga binasalah semuanya berikut kebunnya (lalu ia membolak-balikkan kedua tangannya) karena menyesal dan kecewa (terhadap biaya yang telah dibelanjakannya untuk itu) untuk menggarap kebunnya (sedangkan pohon anggur itu roboh) tumbang (berikut para-paranya) penopang-penopangnya; pada mulanya pohon berikut penopangnya roboh maka berjatuhanlah buah-buah anggur itu (dan dia berkata, "Aduhai) sebagai ungkapan kekecewaannya (kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Rabbku)".