وَيَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِى ٱلسَّمٰوٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دٰخِرِينَ
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَفَزِعَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗوَكُلٌّ اَتَوْهُ دَاخِرِيْنَ
wa yauma yunfakhu fiṣ-ṣụri fa fazi'a man fis-samāwāti wa man fil-arḍi illā man syā`allāh, wa kullun atauhu dākhirīn
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.
And [warn of] the Day the Horn will be blown, and whoever is in the heavens and whoever is on the earth will be terrified except whom Allah wills. And all will come to Him humbled.
وَيَوْمَ
وَيَوۡمَ
dan pada hari
And (the) Day
يُنفَخُ
يُنۡفَخُ
ditiup
will be blown
فِى
فِىۡ
pada/dengan
[in]
ٱلصُّورِ
الصُّوۡرِ
sangkakala
the trumpet
فَفَزِعَ
فَفَزِعَ
maka terkejutlah
and will be terrified
مَن
مَنۡ
orang/segala apa
whoever
فِى
فِىۡ
di
(is) in
ٱلسَّمَـٰوَٰتِ
السَّمٰوٰتِ
langit(jamak)
the heavens
وَمَن
وَمَنۡ
dan orang/segala apa
and whoever
فِى
فِى
di
(is) in
ٱلْأَرْضِ
الۡاَرۡضِ
bumi
the earth
إِلَّا
اِلَّا
kecuali
except
مَن
مَنۡ
siapa
whom
شَآءَ
شَآءَ
menghendaki
Allah wills
ٱللَّهُ ۚ
اللّٰهُؕ
Allah
Allah wills
وَكُلٌّ
وَكُلٌّ
dan masing-masing/semua
And all
أَتَوْهُ
اَتَوۡهُ
mereka datang kepada-Nya
(will) come to Him
دَٰخِرِينَ
دٰخِرِيۡنَ
merendahkan diri
humbled
٨٧
٨٧
(87)
(87)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 87
(Dan hari ketika ditiup sangkakala) tiupan sangkakala malaikat Israfil yang pertama (maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi) mereka ketakutan, sehingga ketakutan itu mematikan mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu dengan ungkapan Sha'iqa, yakni terkejut yang mematikan. Dan ungkapan dalam ayat ini dipakai Fi'il Madhi untuk menggambarkan kepastian terjadinya hal ini (kecuali siapa yang dikehendaki Allah) yaitu malaikat Jibril, malaikat Mikail, malaikat Israfil dan malaikat Maut. Tetapi menurut suatu riwayat yang bersumber dari sahabat Ibnu Abbas disebutkan, bahwa mereka yang tidak terkejut adalah para Syuhada, karena mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan diberi rezeki. (Dan semua mereka) lafal Kullun ini harakat Tanwinnya merupakan pergantian daripada Mudhaf Ilaih, artinya mereka semua sesudah dihidupkan kembali di hari kiamat (datang menghadap kepada-Nya) dapat dibaca Atauhu dan Atuhu (dengan merendahkan diri) artinya merasa rendah diri. Dan ungkapan lafal Atauhu dengan memakai Fi'il Madhi untuk menunjukkan, bahwa hal itu pasti terjadi.