قَالُوا۟ يٰشُعَيْبُ أَصَلَوٰتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَآ أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِىٓ أَمْوٰلِنَا مَا نَشٰٓؤُا۟ ۖ إِنَّكَ لَأَنتَ ٱلْحَلِيمُ ٱلرَّشِيدُ
قَالُوْا يٰشُعَيْبُ اَصَلٰوتُكَ تَأْمُرُكَ اَنْ نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَآ اَوْ اَنْ نَّفْعَلَ فِيْٓ اَمْوَالِنَا مَا نَشٰۤؤُا ۗاِنَّكَ لَاَنْتَ الْحَلِيْمُ الرَّشِيْدُ
qālụ yā syu'aibu a ṣalātuka ta`muruka an natruka mā ya'budu ābā`unā au an naf'ala fī amwālinā mā nasyā`, innaka la`antal-ḥalīmur-rasyīd
Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal".
They said, "O Shu'ayb, does your prayer command you that we should leave what our fathers worship or not do with our wealth what we please? Indeed, you are the forbearing, the discerning!"
قَالُوا۟
قَالُوۡا
mereka berkata
They said
يَـٰشُعَيْبُ
يٰشُعَيۡبُ
wahai Syu'aib
O Shuaib
أَصَلَوٰتُكَ
اَصَلٰوتُكَ
apakah sholatmu
Does your prayer
تَأْمُرُكَ
تَاۡمُرُكَ
menyuruh kamu
command you
أَن
اَنۡ
agar
that
نَّتْرُكَ
نَّتۡرُكَ
kami meninggalkan
we leave
مَا
مَا
apa
what
يَعْبُدُ
يَعۡبُدُ
menyembah
worship
ءَابَآؤُنَآ
اٰبَآؤُنَاۤ
bapak-bapak kami
our forefathers
أَوْ
اَوۡ
atau
or
أَن
اَنۡ
agar/bahwa
that
نَّفْعَلَ
نَّـفۡعَلَ
berbuat
we do
فِىٓ
فِىۡۤ
pada/tentang
concerning
أَمْوَٰلِنَا
اَمۡوَالِنَا
harta kami
our wealth
مَا
مَا
apa
what
نَشَـٰٓؤُا۟ ۖ
نَشٰٓؤُا ؕ
kami kehendaki
we will
إِنَّكَ
اِنَّكَ
sesungguhnya kamu
Indeed you
لَأَنتَ
لَاَنۡتَ
sungguh kamu
surely you
ٱلْحَلِيمُ
الۡحَـلِيۡمُ
penyantun
(are) the forbearing
ٱلرَّشِيدُ
الرَّشِيۡدُ
cerdik/berakal
the right-minded
٨٧
٨٧
(87)
(87)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 87
(Mereka berkata) kepada Nabi Syuaib dengan nada mengejek ("Hai Syuaib! Apakah salatmu menyuruhmu) membebankan kepadamu (agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami) yaitu berhala-berhala (atau) melarang kami (mencegah kami melakukan apa yang kami kehendaki tentang harta kami) maksudnya hal ini tidak benar sama sekali, tidak ada seorang pun yang menyeru kepada kebaikan. (Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal.") mereka mengatakan demikian dengan nada mengejek dan mencemoohkan Nabi Syuaib.