وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى ٱلْعَرْشِ وَخَرُّوا۟ لَهُۥ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يٰٓأَبَتِ هٰذَا تَأْوِيلُ رُءْيٰىَ مِن قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّى حَقًّا ۖ وَقَدْ أَحْسَنَ بِىٓ إِذْ أَخْرَجَنِى مِنَ ٱلسِّجْنِ وَجَآءَ بِكُم مِّنَ ٱلْبَدْوِ مِنۢ بَعْدِ أَن نَّزَغَ ٱلشَّيْطٰنُ بَيْنِى وَبَيْنَ إِخْوَتِىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى لَطِيفٌ لِّمَا يَشَآءُ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ
وَرَفَعَ اَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًاۚ وَقَالَ يٰٓاَبَتِ هٰذَا تَأْوِيْلُ رُءْيَايَ مِنْ قَبْلُ ۖقَدْ جَعَلَهَا رَبِّيْ حَقًّاۗ وَقَدْ اَحْسَنَ بِيْٓ اِذْ اَخْرَجَنِيْ مِنَ السِّجْنِ وَجَاۤءَ بِكُمْ مِّنَ الْبَدْوِ مِنْۢ بَعْدِ اَنْ نَّزَغَ الشَّيْطٰنُ بَيْنِيْ وَبَيْنَ اِخْوَتِيْۗ اِنَّ رَبِّيْ لَطِيْفٌ لِّمَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
wa rafa'a abawaihi 'alal-'arsyi wa kharrụ lahụ sujjadā, wa qāla yā abati hāżā ta`wīlu ru`yāya ming qablu qad ja'alahā rabbī ḥaqqā, wa qad aḥsana bī iż akhrajanī minas-sijni wa jā`a bikum minal-badwi mim ba'di an nazagasy-syaiṭānu bainī wa baina ikhwatī, inna rabbī laṭīful limā yasyā`, innahụ huwal-'alīmul-ḥakīm
Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
And he raised his parents upon the throne, and they bowed to him in prostration. And he said, "O my father, this is the explanation of my vision of before. My Lord has made it reality. And He was certainly good to me when He took me out of prison and brought you [here] from bedouin life after Satan had induced [estrangement] between me and my brothers. Indeed, my Lord is Subtle in what He wills. Indeed, it is He who is the Knowing, the Wise.
وَرَفَعَ
وَرَفَعَ
dan dia menaikkan
And he raised
أَبَوَيْهِ
اَبَوَيۡهِ
kedua ibu-bapaknya
his parents
عَلَى
عَلَى
diatas
upon
ٱلْعَرْشِ
الۡعَرۡشِ
singgasana
the throne
وَخَرُّوا۟
وَخَرُّوۡا
dan mereka tersungkur
and they fell down
لَهُۥ
لَهٗ
kepadanya
to him
سُجَّدًۭا ۖ
سُجَّدًاۚ
bersujud
prostrate
وَقَالَ
وَقَالَ
dan (Yusuf) berkata
And he said
يَـٰٓأَبَتِ
يٰۤاَبَتِ
wahai ayahku
O my father
هَـٰذَا
هٰذَا
ini
This
تَأْوِيلُ
تَاۡوِيۡلُ
tabir/pengertian
(is the) interpretation
رُءْيَـٰىَ
رُءۡيَاىَ
mimpiku
(of) my dream
مِن
مِنۡ
dari
(of) before
قَبْلُ
قَبۡلُ
sebelum/dahulu
(of) before
قَدْ
قَدۡ
sesungguhnya
Verily
جَعَلَهَا
جَعَلَهَا
telah menjadikannya
has made it
رَبِّى
رَبِّىۡ
Tuhanku
my Lord
حَقًّۭا ۖ
حَقًّاؕ
benar/kenyataan
true
وَقَدْ
وَقَدۡ
dan sesungguhnya
And indeed
أَحْسَنَ
اَحۡسَنَ
Dia telah berbuat baik
He was good
بِىٓ
بِىۡۤ
padaku
to me
إِذْ
اِذۡ
ketika
when
أَخْرَجَنِى
اَخۡرَجَنِىۡ
Dia mengeluarkan/membebaskan aku
He took me out
مِنَ
مِنَ
dari
of
ٱلسِّجْنِ
السِّجۡنِ
penjara
the prison
وَجَآءَ
وَجَآءَ
dan Dia datangkan
and brought
بِكُم
بِكُمۡ
dengan/untuk kalian
you
مِّنَ
مِّنَ
dari
from
ٱلْبَدْوِ
الۡبَدۡوِ
dusun
the bedouin life
مِنۢ
مِنۡۢ
dari
after
بَعْدِ
بَعۡدِ
sesudah
after
أَن
اَنۡ
akan
[that]
نَّزَغَ
نَّزَغَ
mengganggu
had caused discord
ٱلشَّيْطَـٰنُ
الشَّيۡطٰنُ
syaitan
the Shaitaan
بَيْنِى
بَيۡنِىۡ
antara aku
between me
وَبَيْنَ
وَبَيۡنَ
dan antara
and between
إِخْوَتِىٓ ۚ
اِخۡوَتِىۡؕ
saudaraku
my brothers
إِنَّ
اِنَّ
sesungguhnya
Indeed
رَبِّى
رَبِّىۡ
Tuhanku
my Lord
لَطِيفٌۭ
لَطِيۡفٌ
Maha Lemah-lembut
(is) Most Subtle
لِّمَا
لِّمَا
terhadap apa
to what
يَشَآءُ ۚ
يَشَآءُؕ
Dia kehendaki
He wills
إِنَّهُۥ
اِنَّهٗ
sesungguhnya Dia
Indeed, He
هُوَ
هُوَ
Dia
He
ٱلْعَلِيمُ
الۡعَلِيۡمُ
Maha Mengetahui
(is) the All-Knower
ٱلْحَكِيمُ
الۡحَكِيۡمُ
Maha Bijaksana
the All-Wise
١٠٠
١٠٠
(100)
(100)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 100
(Dan ia menaikkan kedua ibu-bapaknya) yakni Yusuf mendudukkan kedua orang tuanya sejajar dengannya (ke atas singgasananya.) tempat duduknya (Dan mereka merebahkan diri) yakni kedua orang tuanya dan semua saudara-saudaranya (kepada Yusuf seraya bersujud) yang dimaksud adalah sujud dengan membungkukkan badan bukannya sujud dalam arti kata meletakkan kening; cara itu merupakan penghormatan yang berlaku pada zamannya. (Dan berkata Yusuf, "Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Rabbku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Rabbku telah berbuat baik kepadaku) terhadap diriku (ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara) Nabi Yusuf tidak menyinggung masalah sumur, hal ini sengaja ia lakukan demi menghormati saudara-saudaranya supaya mereka tidak malu (dan ketika membawa kalian dari dusun padang pasir) dari kampung padang pasir (setelah dirusak) dikacaukan (oleh setan hubungan antara aku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Rabbku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana.") di dalam pekerjaan-Nya. Kemudian ayah Nabi Yusuf (Yakub) bermukim bersama Yusuf selama dua puluh empat tahun atau tujuh belas tahun. Disebutkan bahwa masa perpisahan mereka delapan belas tahun lamanya atau empat puluh tahun atau delapan puluh tahun. Kemudian Nabi Yakub menjelang ajalnya, sebelum itu ia berwasiat kepada Nabi Yusuf supaya ia dikebumikan di dekat ayahnya, yaitu Nabi Ishak. Lalu Nabi Yusuf membawa jenazah ayahnya ke tempat yang diisyaratkannya dalam wasiat dan mengebumikannya di tempat tersebut. Setelah itu Nabi Yusuf kembali ke Mesir dan ia tinggal di negeri itu sesudah Nabi Yakub meninggal dunia selama dua puluh tiga tahun. Ketika urusannya telah sempurna kemudian ia mengetahui bahwa dirinya tidak akan abadi dalam keadaan demikian lalu hatinya menginginkan agar ia hijrah ke kerajaan yang abadi, yakni akhirat. Untuk itu berkata seraya berdoa: