وَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِى ٱلْأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَآءُ ۚ نُصِيبُ بِرَحْمَتِنَا مَن نَّشَآءُ ۖ وَلَا نُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ
وَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِ يَتَبَوَّاُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاۤءُۗ نُصِيْبُ بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَّشَاۤءُ وَلَا نُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ
wa każālika makkannā liyụsufa fil-arḍi yatabawwa`u min-hā ḥaiṡu yasyā`, nuṣību biraḥmatinā man nasyā`u wa lā nuḍī'u ajral-muḥsinīn
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
And thus We established Joseph in the land to settle therein wherever he willed. We touch with Our mercy whom We will, and We do not allow to be lost the reward of those who do good.
وَكَذَٰلِكَ
وَكَذٰلِكَ
dan demikianlah
And thus
مَكَّنَّا
مَكَّنَّا
Kami memberi kedudukan
We established
لِيُوسُفَ
لِيُوۡسُفَ
kepada Yusuf
[to] Yusuf
فِى
فِى
di
in
ٱلْأَرْضِ
الۡاَرۡضِۚ
bumi/negeri ini
the land
يَتَبَوَّأُ
يَتَبَوَّاُ
dia pergi menuju
to settle
مِنْهَا
مِنۡهَا
daripadanya
therein
حَيْثُ
حَيۡثُ
kemana saja
where ever
يَشَآءُ ۚ
يَشَآءُ ؕ
dia kehendaki
he willed
نُصِيبُ
نُصِيۡبُ
Kami limpahkan
We bestow
بِرَحْمَتِنَا
بِرَحۡمَتِنَا
dengan rahmat Kami
Our Mercy
مَن
مَنۡ
siapa
(on) whom
نَّشَآءُ ۖ
نَّشَآءُۚ
Kami kehendaki
We will
وَلَا
وَلَا
dan tidak
And not
نُضِيعُ
نُضِيۡعُ
Kami menyia-nyiakan
We let go waste
أَجْرَ
اَجۡرَ
pahala
(the) reward
ٱلْمُحْسِنِينَ
الۡمُحۡسِنِيۡنَ
orang-orang yang berbuat baik
(of) the good-doers
٥٦
٥٦
(56)
(56)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 56
(Dan demikianlah) sebagaimana Kami berikan nikmat kepada Yusuf, yaitu dibebaskan dari penjara (Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri) Mesir (pergi) ia dapat bepergian (menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir) yang pada sebelumnya ia hidup dalam kesempitan dan dalam sekapan tahanan. Menurut suatu riwayat dikisahkan bahwa sang raja memberinya mahkota dan cincin kebesaran kemudian sang raja memecat Al-Aziz lalu mengangkat Yusuf menggantikan kedudukannya. Tidak lama kemudian Al-Aziz wafat lalu Yusuf menikahi istrinya yang bernama Zulaikha. Ternyata setelah Nabi Yusuf menggaulinya, Zulaikha masih perawan; Nabi Yusuf mempunyai dua orang putra dari Zulaikha ini. Nabi Yusuf mampu menegakkan keadilan di negeri Mesir dan semua orang menaatinya.