مَا جَعَلَ ٱللَّهُ مِنۢ بَحِيرَةٍ وَلَا سَآئِبَةٍ وَلَا وَصِيلَةٍ وَلَا حَامٍ ۙ وَلٰكِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَفْتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ ۖ وَأَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
مَا جَعَلَ اللّٰهُ مِنْۢ بَحِيْرَةٍ وَّلَا سَاۤىِٕبَةٍ وَّلَا وَصِيْلَةٍ وَّلَا حَامٍ ۙوَّلٰكِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَۗ وَاَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ
mā ja'alallāhu mim baḥīratiw wa lā sā`ibatiw wa lā waṣīlatiw wa lā hāmiw wa lākinnallażīna kafarụ yaftarụna 'alallāhil-każib, wa akṡaruhum lā ya'qilụn
Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti.
Allah has not appointed [such innovations as] bahirah or sa'ibah or wasilah or ham. But those who disbelieve invent falsehood about Allah, and most of them do not reason.
مَا
مَا
tidak
Not
جَعَلَ
جَعَلَ
menjadikan
has (been) made
ٱللَّهُ
اللّٰهُ
Allah
(by) Allah
مِنۢ
مِنۡۢ
dari
of
بَحِيرَةٍۢ
بَحِيۡرَةٍ
bahirah (unta yang dipotong telinganya)
a Bahirah
وَلَا
وَّلَا
dan tidak
and not
سَآئِبَةٍۢ
سَآٮِٕبَةٍ
saibah (unta yang tidak boleh diganggu)
a Saibah
وَلَا
وَّلَا
dan tidak
and not
وَصِيلَةٍۢ
وَصِيۡلَةٍ
wasilah (anak kambing
a Wasilah
وَلَا
وَّلَا
dan tidak
and not
حَامٍۢ ۙ
حَامٍ ۙ
haam (unta larangan yang tidak boleh dibebani)
a Hami
وَلَـٰكِنَّ
وَّلٰـكِنَّ
akan tetapi
[And] but
ٱلَّذِينَ
الَّذِيۡنَ
orang-orang yang
those who
كَفَرُوا۟
كَفَرُوۡا
kafir/ingkar
disbelieved
يَفْتَرُونَ
يَفۡتَرُوۡنَ
mereka membuat-buat
they invent
عَلَى
عَلَى
atas/terhadap
against
ٱللَّهِ
اللّٰهِ
Allah
Allah
ٱلْكَذِبَ ۖ
الۡـكَذِبَ ؕ
kebohongan
the lie
وَأَكْثَرُهُمْ
وَاَكۡثَرُهُمۡ
dan kebanyakan mereka
and most of them
لَا
لَا
tidak
(do) not
يَعْقِلُونَ
يَعۡقِلُوۡنَ
mereka berakal
use reason
١٠٣
١٠٣
(103)
(103)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 103
(Tidak sekali-kali menjadikan) mensyariatkan (Allah akan adanya bahirah, saibah, wasilah dan ham) sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang jahiliah. Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Said bin Musayyab yang telah mengatakan bahwa bahirah ialah unta betina yang air susunya dihadiahkan untuk berhala-berhala, maka tidak ada seorang pun yang berani memerah air susunya. Saibah ialah unta betina yang mereka lepaskan begitu saja dibiarkan demi untuk berhala-berhala mereka, maka unta tersebut tidak boleh dibebani sesuatu pun. Wasilah ialah unta betina yang sewaktu melahirkan anak unta pertama kalinya betina setelah ia beranak lagi secara kembar yang kedua-duanya betina; induk unta itu dibiarkan terlepas bebas jika anak-anaknya itu tidak ada yang jantan yang memisahkan antara kedua anaknya itu. Hal ini mereka lakukan demi berhala-berhala mereka. Dan ham ialah unta pejantan yang dipekerjakan dalam masa yang telah ditentukan dan jika masanya telah habis lalu mereka membiarkannya bebas demi untuk mendekatkan diri kepada berhala-berhala sesembahan mereka. Selain dari itu mereka membebaskannya dari segala muatan dan beban hingga ia tidak lagi disuruh membawa apa pun dan nama lain dari jenis unta itu ialah hami. (Akan tetapi orang-orang kafir selalu membuat kedustaan terhadap Allah) dalam hal tersebut kemudian mereka mengaitkannya kepada Allah (dan kebanyakan mereka tidak mengerti) bahwa perkara tersebut merupakan kedustaan karena mereka dalam hal ini hanyalah mengikuti apa yang biasa dilakukan oleh nenek moyang mereka.