لَوْلَا يَنْهَىٰهُمُ ٱلرَّبّٰنِيُّونَ وَٱلْأَحْبَارُ عَن قَوْلِهِمُ ٱلْإِثْمَ وَأَكْلِهِمُ ٱلسُّحْتَ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ
لَوْلَا يَنْهٰىهُمُ الرَّبَّانِيُّوْنَ وَالْاَحْبَارُ عَنْ قَوْلِهِمُ الْاِثْمَ وَاَكْلِهِمُ السُّحْتَۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ
lau lā yan-hāhumur-rabbāniyyụna wal-aḥbāru 'ang qaulihimul-iṡma wa aklihimus-suḥt, labi`sa mā kānụ yaṣna'ụn
Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.
Why do the rabbis and religious scholars not forbid them from saying what is sinful and devouring what is unlawful? How wretched is what they have been practicing.
لَوْلَا
لَوۡلَا
mengapa tidak
Why (do) not
يَنْهَىٰهُمُ
يَنۡهٰٮهُمُ
melarang mereka
forbid them
ٱلرَّبَّـٰنِيُّونَ
الرَّبَّانِيُّوۡنَ
orang-orang alim Yahudi
the Rabbis
وَٱلْأَحْبَارُ
وَالۡاَحۡبَارُ
dan pendeta-pendeta
and the religious scholars
عَن
عَنۡ
dari
from
قَوْلِهِمُ
قَوۡلِهِمُ
ucapan mereka
their saying
ٱلْإِثْمَ
الۡاِثۡمَ
dosa/bohong
the sinful
وَأَكْلِهِمُ
وَاَكۡلِهِمُ
dan makan mereka
and their eating
ٱلسُّحْتَ ۚ
السُّحۡتَؕ
haram
(of) the forbidden
لَبِئْسَ
لَبِئۡسَ
sungguh amat buruk
Surely, evil
مَا
مَا
apa
(is) what
كَانُوا۟
كَانُوۡا
adalah mereka
they used to
يَصْنَعُونَ
يَصۡنَعُوۡنَ
(mereka) kerjakan
do
٦٣
٦٣
(63)
(63)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 63
(Kenapa orang-orang alim dan para pendeta mereka tak melarang mereka mengucapkan dosa) artinya kata-kata dusta (dan memakan barang yang haram? Sungguh, amat buruklah apa yang mereka perbuat itu) yaitu tidak melarang mereka berbuat kejahatan.