أَمْ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْ هٰذَا ٱلَّذِى هُوَ مَهِينٌ وَلَا يَكَادُ يُبِينُ
اَمْ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْ هٰذَا الَّذِيْ هُوَ مَهِيْنٌ ەۙ وَّلَا يَكَادُ يُبِيْنُ
am ana khairum min hāżallażī huwa mahīnuw wa lā yakādu yubīn
Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?
Or am I [not] better than this one who is insignificant and hardly makes himself clear?
أَمْ
اَمۡ
bukankah
Or
أَنَا۠
اَنَا
aku
am I
خَيْرٌۭ
خَيۡرٌ
lebih baik
better
مِّنْ
مِّنۡ
dari
than
هَـٰذَا
هٰذَا
ini
this
ٱلَّذِى
الَّذِىۡ
yang
one who
هُوَ
هُوَ
ia
he
مَهِينٌۭ
مَهِيۡنٌ ۙ
orang yang hina
(is) insignificant
وَلَا
وَّلَا
dan tidak
and hardly
يَكَادُ
يَكَادُ
hampir
and hardly
يُبِينُ
يُبِيۡنُ
ia menjelaskan
clear
٥٢
٥٢
(52)
(52)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 52
(Bukankah) kalian telah melihat sesudah kesemuanya itu (aku lebih baik dari orang ini) dari Nabi Musa (yang dia adalah orang hina) lemah lagi hina (dan yang hampir tidak dapat berbicara dengan jelas) tidak dapat menjelaskan perkataannya, karena sewaktu kecil ia pernah memakan bara api, hingga lisannya pelan atau tidak fasih.