وَٱقْتَرَبَ ٱلْوَعْدُ ٱلْحَقُّ فَإِذَا هِىَ شٰخِصَةٌ أَبْصٰرُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِى غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا بَلْ كُنَّا ظٰلِمِينَ
وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَاِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ اَبْصَارُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ يٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا بَلْ كُنَّا ظٰلِمِيْنَ
waqtarabal-wa'dul-ḥaqqu fa iżā hiya syākhiṣatun abṣārullażīna kafarụ, yā wailanā qad kunnā fī gaflatim min hāżā bal kunnā ẓālimīn
Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): "Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim".
And [when] the true promise has approached; then suddenly the eyes of those who disbelieved will be staring [in horror, while they say], "O woe to us; we had been unmindful of this; rather, we were wrongdoers."
وَٱقْتَرَبَ
وَاقۡتَـرَبَ
dan telah dekat
And has approached
ٱلْوَعْدُ
الۡوَعۡدُ
janji
the promise
ٱلْحَقُّ
الۡحَـقُّ
benar
[the] true
فَإِذَا
فَاِذَا
maka tiba-tiba
then behold
هِىَ
هِىَ
ia
[it]
شَـٰخِصَةٌ
شَاخِصَةٌ
terbelalak
(are) staring
أَبْصَـٰرُ
اَبۡصَارُ
pandangan/mata
(the) eyes
ٱلَّذِينَ
الَّذِيۡنَ
orang-orang yang
(of) those who
كَفَرُوا۟
كَفَرُوۡا ؕ
kafir/ingkar
disbelieved
يَـٰوَيْلَنَا
يٰوَيۡلَنَا
betapa celakanya kami
O woe to us
قَدْ
قَدۡ
sesungguhnya
Verily
كُنَّا
كُنَّا
adalah kami
we had been
فِى
فِىۡ
dalam
in
غَفْلَةٍۢ
غَفۡلَةٍ
kelalaian
heedlessness
مِّنْ
مِّنۡ
daripada
of
هَـٰذَا
هٰذَا
ini
this
بَلْ
بَلۡ
bahkan
nay
كُنَّا
كُـنَّا
adalah kami
we were
ظَـٰلِمِينَ
ظٰلِمِيۡنَ
orang-orang yang zalim
wrongdoers
٩٧
٩٧
(97)
(97)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 97
(Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar) yakni hari kiamat (maka tiba-tiba) kisah kenyataannya (terbelalaklah mata orang-orang yang kafir) pada hari tersebut disebabkan sangat ngeri melihatnya, seraya mengatakan, ("Aduhai") ya di sini menunjukkan makna penyesalan (celakalah kami) binasalah kami (sesungguhnya kami) sewaktu hidup di dunia (adalah dalam kelalaian tentang ini) tentang hari kiamat (bahkan kami adalah orang-orang yang zalim) yakni menganiaya diri kami sendiri, disebabkan kami mendustakan para Rasul.