لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ ۗ وَأَسَرُّوا۟ ٱلنَّجْوَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ هَلْ هٰذَآ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ ۖ أَفَتَأْتُونَ ٱلسِّحْرَ وَأَنتُمْ تُبْصِرُونَ
لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ وَاَسَرُّوا النَّجْوَىۖ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۖ هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْۚ اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ
lāhiyatang qulụbuhum, wa asarrun-najwallażīna ẓalamụ hal hāżā illā basyarum miṡlukum, a fa ta`tụnas-siḥra wa antum tubṣirụn
(lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu menyaksikannya?"
With their hearts distracted. And those who do wrong conceal their private conversation, [saying], "Is this [Prophet] except a human being like you? So would you approach magic while you are aware [of it]?"
لَاهِيَةًۭ
لَاهِيَةً
dalam keadaan lalai
Distracted
قُلُوبُهُمْ ۗ
قُلُوۡبُهُمۡ ؕ
hati mereka
their hearts
وَأَسَرُّوا۟
وَاَسَرُّوا
dan mereka merahasiakan
And they conceal
ٱلنَّجْوَى
النَّجۡوَىۖ
pembicaraan
the private conversation
ٱلَّذِينَ
الَّذِيۡنَ
orang-orang yang
those who
ظَلَمُوا۟
ظَلَمُوۡا ۖ
(mereka) zalim
[they] wronged
هَلْ
هَلۡ
apakah/bukankah
Is
هَـٰذَآ
هٰذَاۤ
ini
this
إِلَّا
اِلَّا
melainkan/hanyalah
except
بَشَرٌۭ
بَشَرٌ
seorang manusia
a human being
مِّثْلُكُمْ ۖ
مِّثۡلُكُمۡ ۚ
seperti kamu
like you
أَفَتَأْتُونَ
اَفَتَاۡتُوۡنَ
apakah kamu datang/menerima
So would you approach
ٱلسِّحْرَ
السِّحۡرَ
sihir
the magic
وَأَنتُمْ
وَاَنۡتُمۡ
dan kalian
while you
تُبْصِرُونَ
تُبۡصِرُوۡنَ
kamu melihat
see (it)
٣
٣
(3)
(3)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 3
(Lagi dalam keadaan lalai) yakni kosong (hati mereka) untuk merenungkan makna-maknanya. (Dan mereka berbisik-bisik) mereka merahasiakan pembicaraan mereka (yakni orang-orang yang zalim itu) lafal ayat ini merupakan Badal daripada Dhamir Wawu yang terdapat di dalam lafal Wa Asarrun Najwa ("Orang ini tidak lain) yakni Nabi Muhammad (hanyalah seorang manusia seperti kalian) dan yang disampaikannya itu adalah sihir belaka (maka apakah kalian menerima sihir itu) yakni apakah kalian mau mengikutinya (padahal kalian menyaksikannya?") sedangkan kalian telah mengetahui, bahwa yang disampaikan itu adalah sihir.