وَمَن كَانَ فِى هٰذِهِۦٓ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا
وَمَنْ كَانَ فِيْ هٰذِهٖٓ اَعْمٰى فَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ اَعْمٰى وَاَضَلُّ سَبِيْلًا
wa mang kāna fī hāżihī a'mā fa huwa fil-ākhirati a'mā wa aḍallu sabīlā
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).
And whoever is blind in this [life] will be blind in the Hereafter and more astray in way.
وَمَن
وَمَنۡ
dan barangsiapa
And whoever
كَانَ
كَانَ
adalah
is
فِى
فِىۡ
di
in
هَـٰذِهِۦٓ
هٰذِهٖۤ
(dunia) ini
this (world)
أَعْمَىٰ
اَعۡمٰى
buta
blind
فَهُوَ
فَهُوَ
maka dia
then he
فِى
فِى
di
in
ٱلْـَٔاخِرَةِ
الۡاٰخِرَةِ
akhirat
the Hereafter
أَعْمَىٰ
اَعۡمٰى
lebih buta
(will be) blind
وَأَضَلُّ
وَاَضَلُّ
dan dia lebih tersesat
and more astray
سَبِيلًۭا
سَبِيۡلًا
jalan
(from the) path
٧٢
٧٢
(72)
(72)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 72
(Dan barang siapa yang di alam ini) di dunia ini (buta) tidak dapat melihat perkara yang hak (niscaya di akhirat nanti ia akan lebih buta lagi) lebih tidak dapat melihat jalan keselamatan dan lebih tidak dapat membaca Alquran (dan lebih tersesat jalannya) lebih jauh dari jalan yang hak. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Bani Tsaqif, yaitu sewaktu mereka meminta kepada Nabi saw. supaya ia menjadikan lembah tempat tinggal mereka sebagai tanah suci dan dengan mendesak mereka mengajukan permintaan itu kepada Nabi saw.