ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا عَبْدًا مَّمْلُوكًا لَّا يَقْدِرُ عَلَىٰ شَىْءٍ وَمَن رَّزَقْنٰهُ مِنَّا رِزْقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنفِقُ مِنْهُ سِرًّا وَجَهْرًا ۖ هَلْ يَسْتَوُۥنَ ۚ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
۞ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا عَبْدًا مَّمْلُوْكًا لَّا يَقْدِرُ عَلٰى شَيْءٍ وَّمَنْ رَّزَقْنٰهُ مِنَّا رِزْقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنْفِقُ مِنْهُ سِرًّا وَّجَهْرًاۗ هَلْ يَسْتَوٗنَ ۚ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
ḍaraballāhu maṡalan 'abdam mamlụkal lā yaqdiru 'alā syai`iw wa mar razaqnāhu minnā rizqan ḥasanan fa huwa yunfiqu min-hu sirraw wa jahrā, hal yastawụn, al-ḥamdu lillāh, bal akṡaruhum lā ya'lamụn
Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezeki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui.
Allah presents an example: a slave [who is] owned and unable to do a thing and he to whom We have provided from Us good provision, so he spends from it secretly and publicly. Can they be equal? Praise to Allah! But most of them do not know.
۞ ضَرَبَ
۞ ضَرَبَ
membuat
Allah sets forth
ٱللَّهُ
اللّٰهُ
Allah
Allah sets forth
مَثَلًا
مَثَلًا
perumpamaan
the example
عَبْدًۭا
عَبۡدًا
hamba
(of) a slave
مَّمْلُوكًۭا
مَّمۡلُوۡكًا
dimiliki
(who is) owned
لَّا
لَّا
tidak
not
يَقْدِرُ
يَقۡدِرُ
berkuasa
he has power
عَلَىٰ
عَلٰى
atas
on
شَىْءٍۢ
شَىۡءٍ
sesuatu
anything
وَمَن
وَّمَنۡ
dan orang
and (one) whom
رَّزَقْنَـٰهُ
رَّزَقۡنٰهُ
Kami beri rezkinya
We provided him
مِنَّا
مِنَّا
dari Kami
from Us
رِزْقًا
رِزۡقًا
rezki
a provision
حَسَنًۭا
حَسَنًا
baik
good
فَهُوَ
فَهُوَ
maka/lalu dia
so he
يُنفِقُ
يُنۡفِقُ
menafkahkan
spends
مِنْهُ
مِنۡهُ
sebagian daripadanya
from it
سِرًّۭا
سِرًّا
sembunyi
secretly
وَجَهْرًا ۖ
وَّجَهۡرًاؕ
dan terang-terangan
and publicly
هَلْ
هَلۡ
apakah
Can
يَسْتَوُۥنَ ۚ
يَسۡتَوٗنَؕ
mereka sama
they be equal
ٱلْحَمْدُ
اَ لۡحَمۡدُ
segala puji
All praise
لِلَّهِ ۚ
لِلّٰهِؕ
bagi Allah
(is) for Allah
بَلْ
بَلۡ
bahkan/tetapi
Nay
أَكْثَرُهُمْ
اَكۡثَرُهُمۡ
kebanyakan mereka
but most of them
لَا
لَا
tidak
(do) not
يَعْلَمُونَ
يَعۡلَمُوۡنَ
mereka mengetahui
know
٧٥
٧٥
(75)
(75)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 75
(Allah membuat perumpamaan) lafal matsalan ini kemudian dijelaskan oleh badalnya yaitu (dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki) lafal mamlukan ini berkedudukan menjadi sifat dari lafal `abdan, dimaksud untuk membedakannya dari manusia yang merdeka, karena manusia yang merdeka disebutkan dengan istilah Abdullaah atau hamba Allah (yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatu) karena ia tidak memiliki apa pun (dan seorang) lafal man di sini nakirah maushufah, artinya seorang yang merdeka, bukan hamba sahaya (yang Kami beri rezeki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezeki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan) artinya dia menafkahkannya sekehendak hatinya. Misal yang pertama untuk menggambarkan tentang berhala dan misal yang kedua untuk menggambarkan tentang Allah swt. (adakah mereka itu sama?) antara hamba sahaya dan orang merdeka yang bebas dalam bertindak; tentu saja tidak. (Segala puji bagi Allah) semata (tetapi kebanyakan mereka) yakni penduduk kota Mekah (tidak mengetahui) apa yang bakal menimpa mereka kelak yaitu berupa azab, yang karena ketidaktahuan mereka itu akhirnya mereka menyekutukan Allah swt.