يٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوّٰمِينَ بِٱلْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ أَوِ ٱلْوٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ ۚ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَٱللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلْهَوَىٰٓ أَن تَعْدِلُوا۟ ۚ وَإِن تَلْوُۥٓا۟ أَوْ تُعْرِضُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاۤءَ لِلّٰهِ وَلَوْ عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ ۚ اِنْ يَّكُنْ غَنِيًّا اَوْ فَقِيْرًا فَاللّٰهُ اَوْلٰى بِهِمَاۗ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰٓى اَنْ تَعْدِلُوْا ۚ وَاِنْ تَلْوٗٓا اَوْ تُعْرِضُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا
yā ayyuhallażīna āmanụ kụnụ qawwāmīna bil-qisṭi syuhadā`a lillāhi walau 'alā anfusikum awil-wālidaini wal-aqrabīn, iy yakun ganiyyan au faqīran fallāhu aulā bihimā, fa lā tattabi'ul-hawā an ta'dilụ, wa in talwū au tu'riḍụ fa innallāha kāna bimā ta'malụna khabīrā
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
O you who have believed, be persistently standing firm in justice, witnesses for Allah, even if it be against yourselves or parents and relatives. Whether one is rich or poor, Allah is more worthy of both. So follow not [personal] inclination, lest you not be just. And if you distort [your testimony] or refuse [to give it], then indeed Allah is ever, with what you do, Acquainted.
۞ يَـٰٓأَيُّهَا
۞ يٰۤـاَيُّهَا
wahai
O you
ٱلَّذِينَ
الَّذِيۡنَ
orang-orang yang
who
ءَامَنُوا۟
اٰمَنُوۡا
beriman
believe[d]
كُونُوا۟
كُوۡنُوۡا
jadilah kamu
Be
قَوَّٰمِينَ
قَوَّامِيۡنَ
orang-orang yang menegakkan
custodians
بِٱلْقِسْطِ
بِالۡقِسۡطِ
dengan keadilan
of justice
شُهَدَآءَ
شُهَدَآءَ
menjadi saksi
(as) witnesses
لِلَّهِ
لِلّٰهِ
bagi/karena Allah
to Allah
وَلَوْ
وَلَوۡ
walaupun
even if
عَلَىٰٓ
عَلٰٓى
atas/terhadap
(it is) against
أَنفُسِكُمْ
اَنۡفُسِكُمۡ
diri kalian sendiri
yourselves
أَوِ
اَوِ
atau
or
ٱلْوَٰلِدَيْنِ
الۡوَالِدَيۡنِ
kedua orang tua
the parents
وَٱلْأَقْرَبِينَ ۚ
وَالۡاَقۡرَبِيۡنَ ؕ
dan kaum kerabat
and the relatives
إِن
اِنۡ
jika
if
يَكُنْ
يَّكُنۡ
adalah
he be
غَنِيًّا
غَنِيًّا
kaya
rich
أَوْ
اَوۡ
atau
or
فَقِيرًۭا
فَقِيۡرًا
miskin
poor
فَٱللَّهُ
فَاللّٰهُ
maka Allah
for Allah
أَوْلَىٰ
اَوۡلٰى
lebih dekat (tahu)
(is) nearer
بِهِمَا ۖ
بِهِمَا
dengan keduanya
to both of them
فَلَا
فَلَا
maka janganlah
So (do) not
تَتَّبِعُوا۟
تَتَّبِعُوا
kamu mengikuti
follow
ٱلْهَوَىٰٓ
الۡهَوٰٓى
hawa nafsu
the desire
أَن
اَنۡ
agar
lest
تَعْدِلُوا۟ ۚ
تَعۡدِلُوۡا ۚ
kamu berbuat adil
you deviate
وَإِن
وَاِنۡ
dan jika
And if
تَلْوُۥٓا۟
تَلۡوٗۤا
kamu memutar balikkan
you distort
أَوْ
اَوۡ
atau
or
تُعْرِضُوا۟
تُعۡرِضُوۡا
kamu menentang/enggan
refrain
فَإِنَّ
فَاِنَّ
maka sesungguhnya
then indeed
ٱللَّهَ
اللّٰهَ
Allah
Allah
كَانَ
كَانَ
adalah Dia
is
بِمَا
بِمَا
dengan/terhadap apa
of what
تَعْمَلُونَ
تَعۡمَلُوۡنَ
kamu kerjakan
you do
خَبِيرًۭا
خَبِيۡرًا
Maha Mengetahui
All-Aware
١٣٥
١٣٥
(135)
(135)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 135
(Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu menjadi penegak) atau benar-benar tegak dengan (keadilan) (menjadi saksi) terhadap kebenaran (karena Allah walaupun) kesaksian itu (terhadap dirimu sendiri) maka menjadi saksilah dengan mengakui kebenaran dan janganlah kamu menyembunyikannya (atau) terhadap (kedua ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia) maksudnya orang yang disaksikan itu (kaya atau miskin, maka Allah lebih utama bagi keduanya) daripada kamu dan lebih tahu kemaslahatan mereka. (Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu) dalam kesaksianmu itu dengan jalan pilih kasih, misalnya dengan mengutamakan orang yang kaya untuk mengambil muka atau si miskin karena merasa kasihan kepadanya (agar) tidak (berlaku adil) atau menyeleweng dari kebenaran. (Dan jika kamu mengubah) atau memutarbalikkan kesaksian, menurut satu qiraat dengan membuang huruf wawu yang pertama sebagai takhfif (atau berpaling) artinya enggan untuk memenuhinya (maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) hingga akan diberi-Nya balasannya.