ٱلْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومٰتٌ ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِى ٱلْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ ٱللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبٰبِ
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
al-ḥajju asy-hurum ma'lụmāt, fa man faraḍa fīhinnal-ḥajja fa lā rafaṡa wa lā fusụqa wa lā jidāla fil-ḥajj, wa mā taf'alụ min khairiy ya'lam-hullāh, wa tazawwadụ fa inna khairaz-zādit-taqwā wattaqụni yā ulil-albāb
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
Hajj is [during] well-known months, so whoever has made Hajj obligatory upon himself therein [by entering the state of ihram], there is [to be for him] no sexual relations and no disobedience and no disputing during Hajj. And whatever good you do - Allah knows it. And take provisions, but indeed, the best provision is fear of Allah. And fear Me, O you of understanding.
ٱلْحَجُّ
اَلۡحَجُّ
haji
(For) the Hajj
أَشْهُرٌۭ
اَشۡهُرٌ
bulan-bulan
(are) months
مَّعْلُومَـٰتٌۭ ۚ
مَّعۡلُوۡمٰتٌ ۚ
dimaklumi
well known
فَمَن
فَمَنۡ
maka barang siapa
then whoever
فَرَضَ
فَرَضَ
menetapkan (niatnya)
undertakes
فِيهِنَّ
فِيۡهِنَّ
didalamnya
therein
ٱلْحَجَّ
الۡحَجَّ
berhaji
the Hajj
فَلَا
فَلَا
maka tidak boleh
then no
رَفَثَ
رَفَثَ
bercampur dengan isteri
sexual relations
وَلَا
وَلَا
dan tidak boleh
and no
فُسُوقَ
فُسُوۡقَۙ
berbuat fasik
wickedness
وَلَا
وَلَا
dan tidak boleh
and no
جِدَالَ
جِدَالَ
bertengkar
quarrelling
فِى
فِى
didalam
during
ٱلْحَجِّ ۗ
الۡحَجِّ ؕ
masa mengerjakan haji
the Hajj
وَمَا
وَمَا
dan apa
And whatever
تَفْعَلُوا۟
تَفۡعَلُوۡا
kalian kerjakan
you do
مِنْ
مِنۡ
dari
of
خَيْرٍۢ
خَيۡرٍ
kebaikan
good
يَعْلَمْهُ
يَّعۡلَمۡهُ
niscaya mengetahuinya
knows it
ٱللَّهُ ۗ
اللّٰهُ ؕ
Allah
Allah
وَتَزَوَّدُوا۟
وَتَزَوَّدُوۡا
dan berbekallah kamu
And take provision
فَإِنَّ
فَاِنَّ
maka sesungguhnya
(but) indeed
خَيْرَ
خَيۡرَ
sebaik-baik
(the) best
ٱلزَّادِ
الزَّادِ
bekal
provision
ٱلتَّقْوَىٰ ۚ
التَّقۡوٰى
takwa
(is) righteousness
وَٱتَّقُونِ
وَاتَّقُوۡنِ
dan bertakwalah kepadaKu
And fear Me
يَـٰٓأُو۟لِى
يٰٓاُولِى
wahai orang-orang
O men
ٱلْأَلْبَـٰبِ
الۡاَلۡبَابِ
yang berakal
(of) understanding
١٩٧
١٩٧
(197)
(197)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 197
(Haji), maksudnya adalah waktu dan musimnya (beberapa bulan yang dimaklumi), yaitu Syawal, Zulkaidah dan 10 hari pertama bulan Zulhijah. Tetapi ada pula yang mengatakan seluruh bulan Zulhijah. (Maka barang siapa yang telah menetapkan niatnya) dalam dirinya (akan melakukan ibadah haji pada bulan-bulan itu) dengan mengihramkannya, (maka tidak boleh ia mencampuri istrinya), yakni bersetubuh (dan jangan berbuat kefasikan) berbuat maksiat (dan jangan berbantah-bantahan) atau terlibat dalam percekcokan (sewaktu mengerjakan haji). Menurut satu qiraat, dengan baris di atas dua hal yang pertama dan makna yang dimaksud adalah larangan mengerjakan tiga hal itu. (Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan) sedekah (pastilah diketahui oleh Allah) yang akan membalas kebaikan itu. Ayat berikut ini diturunkan kepada penduduk Yaman yang pergi naik haji tanpa membawa bekal, sehingga mereka menjadi beban orang lain. (Dan berbekallah kamu) yang akan menyampaikan kamu ke tujuan perjalananmu (dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa), artinya yang dipergunakan manusia untuk menjaga dirinya agar tidak menjadi beban bagi orang lain dan sebagainya. (Dan bertakwalah kamu kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal).