وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
wa iż qāla rabbuka lil-malā`ikati innī jā'ilun fil-arḍi khalīfah, qālū a taj'alu fīhā may yufsidu fīhā wa yasfikud-dimā`, wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, qāla innī a'lamu mā lā ta'lamụn
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
And [mention, O Muhammad], when your Lord said to the angels, "Indeed, I will make upon the earth a successive authority." They said, "Will You place upon it one who causes corruption therein and sheds blood, while we declare Your praise and sanctify You?" Allah said, "Indeed, I know that which you do not know."
وَإِذْ
وَاِذۡ
dan ketika
And when
قَالَ
قَالَ
berfirman
said
رَبُّكَ
رَبُّكَ
Tuhanmu
your Lord
لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ
لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ
kepada para malaikat
to the angels
إِنِّى
اِنِّىۡ
sesungguhnya Aku
Indeed, I (am)
جَاعِلٌۭ
جَاعِلٌ
pencipta
going to place
فِى
فِى
di
in
ٱلْأَرْضِ
الۡاَرۡضِ
bumi
the earth
خَلِيفَةًۭ ۖ
خَلِيۡفَةً ؕ
khalifah (wakil)
a vicegerent
قَالُوٓا۟
قَالُوۡٓا
mereka berkata
they said
أَتَجْعَلُ
اَتَجۡعَلُ
apakah Engkau jadikan
Will You place
فِيهَا
فِيۡهَا
di dalamnya
in it
مَن
مَنۡ
orang
(one) who
يُفْسِدُ
يُّفۡسِدُ
merusak
will spread corruption
فِيهَا
فِيۡهَا
didalamnya
in it
وَيَسْفِكُ
وَيَسۡفِكُ
dan menumpahkan
and will shed
ٱلدِّمَآءَ
الدِّمَآءَۚ
darah
[the] blood[s]
وَنَحْنُ
وَنَحۡنُ
dan kami
while we
نُسَبِّحُ
نُسَبِّحُ
kami bertasbih
[we] glorify (You)
بِحَمْدِكَ
بِحَمۡدِكَ
dengan memujiMu
with Your praises
وَنُقَدِّسُ
وَنُقَدِّسُ
dan kami mensucikan
and we sanctify
لَكَ ۖ
لَـكَؕ
bagiMu
[to] You
قَالَ
قَالَ
Dia berfirman
He said
إِنِّىٓ
اِنِّىۡٓ
sesungguhnya Aku
Indeed, I
أَعْلَمُ
اَعۡلَمُ
Aku lebih mengetahui
[I] know
مَا
مَا
apa
what
لَا
لَا
tidak
not
تَعْلَمُونَ
تَعۡلَمُوۡنَ
(kalian) mengetahui
you know
٣٠
٣٠
(30)
(30)
Tafsir al-Jalalayn
Tafsir Ayat 30
(Dan) ingatlah, hai Muhammad! (Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi") yang akan mewakili Aku dalam melaksanakan hukum-hukum atau peraturan-peraturan-Ku padanya, yaitu Adam. (Kata mereka, "Kenapa hendak Engkau jadikan di bumi itu orang yang akan berbuat kerusakan padanya) yakni dengan berbuat maksiat (dan menumpahkan darah) artinya mengalirkan darah dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan oleh bangsa jin yang juga mendiami bumi? Tatkala mereka telah berbuat kerusakan, Allah mengirim malaikat kepada mereka, maka dibuanglah mereka ke pulau-pulau dan ke gunung-gunung (padahal kami selalu bertasbih) maksudnya selalu mengucapkan tasbih (dengan memuji-Mu) yakni dengan membaca 'subhaanallaah wabihamdih', artinya 'Maha suci Allah dan aku memuji-Nya'. (dan menyucikan-Mu) membersihkan-Mu dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu. Huruf lam pada 'laka' itu hanya sebagai tambahan saja, sedangkan kalimat semenjak 'padahal' berfungsi sebagai 'hal' atau menunjukkan keadaan dan maksudnya adalah, 'padahal kami lebih layak untuk diangkat sebagai khalifah itu!'" (Allah berfirman,) ("Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui") tentang maslahat atau kepentingan mengenai pengangkatan Adam dan bahwa di antara anak cucunya ada yang taat dan ada pula yang durhaka hingga terbukti dan tampaklah keadilan di antara mereka. Jawab mereka, "Tuhan tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu dari kami, karena kami lebih dulu dan melihat apa yang tidak dilihatnya." Maka Allah Taala pun menciptakan Adam dari tanah atau lapisan bumi dengan mengambil dari setiap corak atau warnanya barang segenggam, lalu diaduk-Nya dengan bermacam-macam jenis air lalu dibentuk dan ditiupkan-Nya roh hingga menjadi makhluk yang dapat merasa, setelah sebelumnya hanya barang beku dan tidak bernyawa.